Suara.com - Kebanyakan karyawan di Indonesia mengandalkan fasilitas kantor untuk mendapatkan akses layanan kesehatan. Namun bagi beberapa orang, manfaat akses kesehatan lebih mudah didapat oleh karyawan yang memiliki posisi serta gaji tinggi.
Survei dari Mercer Marsh Benefit (MMB) menemukan bahwa sekitar 3 dari 5 karyawan di Indonesia, atau 58 persen, memberikan kepercayaan penuh kepada perusahaan untuk memberikan solusi kesehatan yang berkualitas tinggi, nyaman, terjangkau, dan aman.
Namun, masih ada kesenjangan manfaat kesejahteraan bagi karyawan dengan tingkat penghasilan tertentu.
"Di mana hanya 38 persen karyawan bergaji rendah yang memiliki manfaat kesehatan melalui perusahaan. Lebih sedikit dibandingkan dengan karyawan yang bergaji lebih tinggi, yakni 59 persen," kata Senior vice president MMB Wulan Gallacher dalam konferensi pers virtual Pemaparan hasil survei Health on Demand Indonesia 2021, Kamis (25/11/2021) kemarin.
Padahal dukungan akses kesehatan bagi karyawan terbukti memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan mereka, lanjut Wulan. Sebab masih ada 17 persen karyawan di Indonesia yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarganya.
Menurutnya, program manfaat kesejahteraan yang beragam terbukti memiliki peran penting terhadap tingkat semangat dan loyalitas karyawan.
MMB menemukan bahwa dari seluruh karyawan yang memiliki lebih dari 6 manfaat kesejahteraan, sekitar 90 persen merasa lebih bersemangat bekerja dan lebih dari 60 persen merasa kecil kemungkinannya untuk meninggalkan perusahaan.
“Berdasarkan hasil survei, dapat kami simpulkan bahwa ketika karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan, mereka akan betah bekerja, terlibat, dan berkembang,” kata Wulan.
Di sisi lain, dari 1.007 karyawan di Indonesia yang menjadi responden dari survei tersebut, 61 persen di antaranya merasa kesejahteraannya sudah diperhatikan oleh perusahaan.
Baca Juga: Tiga Pegawai ESDM Kaltim Dilaporkan, Diduga Terima Suap dari 10 Perusahaan Tambang
Angka itu lebih tinggi dibandingkan temuan secara global. Baik di tingkat Asia (48 persen) maupun global (46 persen).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia