Suara.com - Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 varian Omicron membuat masyarakat khawatir, akankah situasi penanganan pandemi kembali seperti pertengahan tahun 2021 saat varian Delta menyerang?
Menanggapi pertanyaan ini, juru bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengaku optimis Indonesia bisa mengendalikan risiko varian Omicron dengna baik. Buktinya terlihat dari pengendalian saat libur Natal dan Tahun Baru lalu.
"Karena, Indonesia berhasil mempertahankan penurunan kasus ini di tengah melonjaknya kasus dunia dan tantangan varian baru yaitu Omicron," ujarnya mengutip situs resmi Satgas Covid-19.
Rinciannya, pada november 2020 - Januari 2021, kasus positif konsisten mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai puncak pertama. Bahkan, penambahan kasus minggu pertama tahun 2021 mencapai 52.694 kasus. Jumlah ini, dikontribusikan oleh 5 provinsi yang menyumbangkan kasus positif tertinggi yaitu DKI Jakarta (13.317), Jawa Barat (7.832), Jawa Tengah (6.726), Jawa Timur 6.375 dan Sulawesi Selatan (63.656).
Sementara, berbeda dengan tahun lalu, tren penurunan kasus masih terus terjadi sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022. Bahkan penambahan kasus pada minggu pertama Januari 2022 hanya sebesar 1.409 kasus. "Ini jauh lebih sedikit dibanding awal tahun lalu yang mencapai 52 ribu kasus," lanjutnya.
Pada awal tahun ini juga terjadi pergeseran provinsi penyumbang penambahan kasus terbesar yang tidak lagi didominasi provinsi di wilayah pulau Jawa. Kelimanya, DKI Jakarta (526 kasus), Kepulauan Riau (168 kasus), Jawa Barat (121 kasus), Papua Barat (117 kasus) dan Jawa Timur (108 kasus).
"Keberhasilan kita untuk menghindari lonjakan kasus di akhir tahun ini merupakan pencapaian kolektif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah baik di pusat maupun daerah," lanjutnya.
Karena itulah, perkembangan baik ini menjadi pembuka tahun yang baik pula. Dan sepatutnya ini menjadi penyemangat seluruh lapisan masyarakat untuk terus menegakkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin lagi. Kepada pemerintah pusat dan daerah diminta tidak lengah dan terus menekan penularan sekecil mungkin.
Merujuk saran World Health Organization (WHO), bahwa kunci mencegah lonjakan kasus di masa lonjakan kedua di tengah keberadaan varian Delta, salah satunya adalah timing atau waktu yang tepat.
Baca Juga: Ditanya Deddy Corbuzier Soal Korupsi Bansos, Sri Mulyani: Sangat Sakit Hati
"Lonjakan kasus hanya dapat dicegah dengan respons pengendalian kasus sedini mungkin," tegas Wiku.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut