Suara.com - Tewasnya seorang prajurit TNI di Maybrat, Papua Barat, mendapat tanggapan langsung dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Ia menegaskan peristiwa yang menewaskan prajurit Sersan Dua Miskel Rumbiak Saereri di Maybrat, Papua Barat pada Kamis (20/1/2022) pagi bukan karena kontak tembak. Peristiwa itu murni karena adanya penyerangan oleh kelompok separatis bersenjata kepada prajurit TNI.
Andika menjelaskan kalau pada saat itu prajurit TNI bukan sedang berpatroli. Akan tetapi tengah mengawal pembangunan jembatan.
Bupati Maybrat Bernard Sagrim disebut Andika yang menyampaikan permintaan langsung adanya pengawalan dari TNI untuk pembangunan jembatan pada 10 Januari 2022 lalu.
"Jadi yang insiden kemarin itu bukan kontak tembak. Itu murni tindakan kekerasan sepihak yang dilakukan terhadap prajurit kami," kata Andika di Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022).
Andika mengungkapkan kalau penyerangan kelompok separatis bersenjata itu bukan hanya terjadi pada Kamis kemarin saja. Ia menyebut kejadian yang sama terjadi pada September 2021.
Saat itu sebanyak empat prajurit tewas setelah dianiaya oleh kelompok separatis bersenjata. Kelompok tersebut juga merusak jembatan hingga tidak bisa digunakan.
Pemerintah daerah setempat lantas memperbaikinya kembali dan diganggu kembali oleh kelompok separatis bersenjata.
Oleh karena itu, pada awal Januari 2022, Bupati Bernard ingin agar jembatan tersebut dibangun secara permanen dengan material semen dan batu supaya tidak mudah dihancurkan.
Saat proses perbaikan itu, kelompok separatis bersenjata kembali melakukan penyerangan.
"Nah, ini kita sudah bekerja sekitar 10 harian tapi tiba-tiba ada tindakan kekerasan yang sangat melanggar hak asasi manusia," ujarnya.
Karena ada tindakan penyerangan, TNI langsung melakukan penyelidikan untuk mengejar pelaku. Menurut Andika, ada sejumlah barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) seperti ponsel yang tertinggal dan 11 butir selongsong.
"Handphone itu juga sedang kita investigasi, dibuka untuk menggali info dari situ. Intinya kami tetap memegang peraturan perundangan dalam hal mengusut tuntas tindak kekerasan yang menewaskan satu prajurit kami," tegasnya.
Berita Terkait
-
262 Hektare Hutan Rusak, Panglima TNI hingga Menhan 'Geruduk' Sarang Tambang Ilegal di Babel
-
Setahun Berdampak: Listrik Desa Hadirkan Terang dan Harapan ke Pelosok Negeri
-
Warga Ujung Negeri Tak Lagi Hidup dalam Gelap, Listrik Datang Bawa Harapan
-
Bukan Sekadar Diving Biasa: Menguak Kekayaan Spesies Karang di Raja Ampat
-
Panglima TNI Rombak Jajaran: Kadispenad Jadi 'Benteng' Prabowo, Pangdam Hasanuddin Berganti
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja