Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui adanya peningkatan permintaan tes COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, seiring meningkanya penyebaran COVID-19 varian Omicron.
Hal ini tentu saja menambah beban pada laboratorium, yang membuat pemutakhiran data di aplikasi PeduliLindungi tersendat. Bagaimana cara mengatasinya?
"Saya rasa kita tes itu 250-300 ribu per hari masuk ke PeduliLindungi," kata Menkes dalam keterangan pers daring selepas rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bersama Presiden Joko Widodo yang disimak dari Jakarta, Senin.
Ia pun menyatakan telah menginstruksikan pemanfaatan koneksi daring oleh laboratorium uji tes COVID-19 untuk memudahkan pemutakhiran data aplikasi PeduliLindungi.
"Kemarin, tes mencapai 500 ribu jadi masih banyak laboratorium yang datanya belum masuk ke PeduliLindungi dan salah data memasukkan karena bebannya begitu tinggi," ujarnya menambahkan.
Menkes mengaku telah menginstruksikan agar laboratorium untuk memanfaatkan koneksi daring supaya mengurangi beban dan mencegah kemungkinan kesalahan memasukkan data.
"Kami menyadari itu, sekarang kami sudah melakukan koneksi daring antara laboratorium-laboratorium besar agar mereka tidak perlu mengulangi data entry. Apa yang mereka sudah lakukan di sana langsung masuk ke PeduliLindungi," katanya.
"Sehingga, mengurangi kemungkinan kesalahan data entry dan mengurangi beban, karena sekarang jumlah yang harus dites naik sampai dua kali lipat, yang mungkin bisa menyebabkan orang capai dan menyebabkan kesalahan," tutup Menkes.
Seturut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Minggu (6/2) terdapat pertambahan 36.507 kasus. Dengan pertambahan itu terdapat 188.899 kasus COVID-19 aktif di Tanah Air.
Menkes menyatakan tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten dan Bali sejak gelombang varian Omicron telah melampaui angka tertinggi harian ketika puncak gelombang Delta.
Namun demikian, Menkes mencatat angka keterisian rumah sakit sebanyak 18.966 dari total kapasitas 120 ribu yang disiapkan untuk penanganan COVID-19.
Sejak 21 Januari terdapat 356 orang meninggal, karena COVID-19 dan Menkes menyatakan 69 persen diantaranya belum melengkapi vaksinasi atau sama sekali belum divaksin. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja