Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengapresiasi langkah pemerintah yang menurunkan kewajiban Pembelajaran Tatap Muka (PJJ) dari 100 persen menjadi 50 persen.
Meski begitu Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan idealnya, PTM dihentikan seluruhnya dan anak-anak kembali melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Lumayanlah, walaupun usul kami adalah PJJ dulu tapi sudah lumayan 50 persen. Orangtua punya opsi bisa memilih daring," tutur, dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.
Ia menyebut IDAI tidak merekomendasikan PTM ketika kasus positif COVID-19 yang meningkat. Sebab, varian Omicron merupakan varian virus Corona yang sangat mudah menular.
"Omicron ini kan sangat menular, jadi ketika PTM kita bisa bayangkan ada 1 saja yang sakit kemudian menular ke semua itu, itu bisa kemana–mana virusnya," terang Piprim lagi.
Pencegahan paling utama adalah dengan melakukan protokol kesehatan. Orangtua menurut dr Piprim perlu mengajarkan anak bagaimana cara melakukan protokol kesehatan yang benar.
Caranya, dengan mengajarkan anak mulai dari usia 2 tahun untuk memakai masker dengan benar, membudidayakan cuci tangan, menjaga jarak, menghindari kontak erat, dan menjauhi kerumunan.
"Saat ini juga sangat tidak disarankan mengajak anak ke keramaian, ke mall, pusat perbelanjaan, bioskop, atau lingkungan lain yang ventilasinya tertutup," terangnya.
Ia mengutip data IDAI yang menyebut peningkatan kasus Covid-19 pada anak sudah dalam tahap mengkhawatirkan, dengan tren kenaikan kasus yang mencapai lebih dari 300 persen dalam waktu satu bulan.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Beri Obat! Ini Langkah yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Positif COVID-19
"Pada anak juga banyak yang OTG, oleh karena itu pentingnya vaksinasi pada anak adalah untuk memutus mata rantai ini, jadi karena OTG, dia ngga ada gejala apa–apa, tiba–tiba dia nularin ke eyangnya, ke opungnya," tutupnya.
Berita Terkait
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Kasus Keracunan Pelajar Meningkat, IDAI Minta Program Makan Bergizi Gratis Dievaluasi!
-
Keracunan Massal MBG: IDAI Ungkap Fakta 'Danger Zone' Makanan yang Bikin Ngeri!
-
5 Sunscreen Anak Rekomendasi IDAI, Aman dan Bebas Kandungan Berbahaya
-
Usai Kerusuhan, 2.829 Sekolah di Jakarta Terapkan PJJ Demi Keamanan Siswa
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!