Suara.com - Bagi sebagian remaja, minuman berenergi mungkin tergolong enak dan membuat mereka merasakan sensasi menyegarkan.
Tetapi minuman bergula tinggi ini juga memiliki risiko buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang, lapor iNews UK.
Dalam sebuah survei gaya hidup yang dilakukan oleh Claire Khouja dari University of York terhadap ribuan remaja Inggris menunjukkan bahwa minuman berenergi memengaruhi kesejahteraan mereka.
"Temuan ini menawarkan dukungan untuk kebijakan pemerintah yang melarang penjualan minuman berenergi bagi anak-anak," jelas Khouja, merujuk pada rencana larangan menjual minuman berenergi kepada anak di bawah 18 tahun oleh Pemerintah Inggris.
Namun, karena temuan ini bergantung pada survei, para peneliti menekankan mereka tidak dapat membuktikan bahwa minuman berenergi menyebabkan masalah bagi anak-anak.
Meski begitu, Khouja mengatakan ada bukti definitif tentang efek buruk dari bahan-bahan dalam minuman berenergi, seperti kafein dan stimulan seperti guanin dan taurin.
Ahli gizi Helena Gibson-Moore dari British Nutrition Foundation menjelaskan minuman berenergi mengandung kafein dan gula dalam dosis besar.
Beberapa produk juga mengandung bahan seperti guarana, bentuk lain dari kafein. Satu kaleng minuman benergi 500ml memiliki 20 sendok teh gula dan jumlah kafein yang sama seperti dua cangkir kopi.
“Penggunaan minuman energi secara teratur telah dikaitkan dengan sakit kepala, masalah tidur, kecemasan dan perubahan perilaku, kemungkinan disebabkan oleh kafein. Kandungan gula juga dapat berkontribusi pada asupan kalori dan meningkatkan risiko kerusakan gigi," imbuh Gibson-Moore.
Baca Juga: Tanpa Minum Kopi, 5 Cara Sehat Ini Bisa Bantu Tubuh Berenergi Sepanjang Hari!
Berbagai organisasi kesehatan di seluruh dunia, termasuk American Academy of Pediatrics, merekomendasikan minuman berenergi tidak sesuai untuk remaja dan anak-anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone