Suara.com - Saat menjalani pengobatan, pasien kanker membutuhkan nutrisi ekstra besar, agar tubuh tidak alami malnutrisi dan mampu menahan berbagai efek samping pengobatan kanker.
Dikatakan General Manager PT. Kalbe Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi bahwa kesiapan nutrisi adalah salah satu kunci suksesnya terapi pengobatan kanker.
Sehingga apabila pasien kanker alami malnutrisi, salah satunya karena drop mental, maka secara langsung akan menghambat dan menurunkan kinerja terapi pengobatan kanker.
“Kalau kondisi gizi buruk, tubuh pasien tidak dapat menahan efek samping yang terjadi. Kedua, malnutrisi meningkatkan komplikasi lain, misalnya infeksi, yang berisiko menurunkan kualitas hidup pasien atau lama rawat menjadi lebih panjang dan biaya perawatan lebih mahal,” ujar dr. Dedy dalam acara World Cancer Day 2022 oleh PT. Kalbe Farma Tbk, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, ada berbagai penyebab pasien kanker alami malnutrisi, salah satunya berdasarkan jenis kanker yang diidapnya.
Contohnya pasien kanker nasofaring dan kanker saluran cerna memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Ditambah semakin tinggi stadium kanker, maka risiko malnutrisinya juga semakin besar.
Dampak dari sitokin juga berpengaruh terhadap malnutrisi. Ini karena sitokin umumnya menyebabkan tubuh pasien kanker butuh makan lebih banyak, tapi disisi lain turut menghambat nafsu makan.
Kemudian, faktor kemoterapi dan radioterapi. Terapi tersebut dapat menimbulkan gejala samping seperti mual, muntah, dan sariawan.
Gangguan psikologis juga membuat pasien takut untuk mengonsumsi makanan. Padahal, pasien kanker membutuhkan banyak asupan kalori dan protein.
Baca Juga: Rencana Usai Jabatan Berakhir di 2024, Jokowi: Saya Akan Kembali ke Solo Sebagai Rakyat Biasa
“Pilihlah jenis makanan yang memiliki densitas energi (kalori) yang besar. Artinya, makan sedikit tapi bobot kalori dan proteinnya besar. Sehingga pasien tidak terbebani saat makan. Jadi sebagai keluarga, kita harus memilih makanan yang kecil tapi mengandung kalori dan protein tinggi itu apa saja,” tutup dr. Dedy.
Berita Terkait
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
BPOM Larang 2 Produk Pinkflash Mengandung Pewarna K10 dan Acid Orange, Ini Bahayanya untuk Kesehatan
-
Bukan Berhenti Berkarya, Ini Alasan Vidi Aldiano Vakum dari Dunia Musik
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak