Suara.com - Tanggal 3 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pendengaran Sedunia, dan pada orang tuli kongenital alat bantu dengar atau hearing aid kerap jadi nyawa kedua untuk bisa berkomunikasi.
Beruntungnya bagi peserta BPJS Kesehatan, alat bantu dengar bisa ditanggung sehingga biayanya tidak begitu memberatkan.
Tuli kongenital adalah tuli yang terjadi sebelum persalinan atau pada saat persalinan, disebabkan kelainan secara genetik dan nongenetik.
Lantas, bagaimana cara mendapatkan alat bantu dengar melalui BPJS Kesehatan?
Diungkap Pelaksana Tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, untuk mengakses alat bantu dengar pasien tuli kongenital harus lebih dulu diperiksa dan mendapat diagnosis di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
"Nah, nanti dari sesuai indikasi bisa diklaim (alat bantu dengar) dengan BPJS, untuk mengakses, jadi harus pemeriksaan dulu di fasilitas yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan," terang dr. Elvieda dalam konferensi pers Kemenkes, Selasa (1/3/2022).
Lantaran tuli kongenital bisa diidap semua orang, karena tuli ini dialami bayi sejak lahir, maka dr. Elvieda pastikan alat bantu dengar biasa diakses siapapun tidak terbatas usia.
"Siapa saja biasa akses, dari BPJS Kesehatan nggak ada batasan umur, yang penting sesuai indikasi dokter yang melakukan pemeriksaan," paparnya.
Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PP PERHATI-KL), Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin mengungkap kenyataan di lapangan, subsidi yang diberikan BPJS Kesehatan untuk alat bantu dengar hanya Rp 1 juta.
Baca Juga: 6 Syarat Lengkap Perpanjangan SKCK, Apakah Harus Bawa Kartu BPJS Kesehatan?
Besaran angka ini, sayangnya kerap tidak bisa menjawab kebutuhan dan kenyamanan pendengaran orang dengan tuli kongenital. Alhasil, tidak jarang pasien yang memilih untuk menambahkan biaya secara mandiri untuk membeli alat bantu dengar.
"Alat bantu dengar dibantu BPJS, ditanggungnya Rp 1 juta. Apakah alatnya tidak memadai? Banyak yang tidak dipakai karena tidak memadai," ungkap Prof. Jenny di acara yang sama.
Bahkan dalam survei awal Prof. Jenny bersama dokter THT lainya, kerap menemukan biaya yang biasa ditanggung BPJS Kesehatan untuk alat bantu dengar hanya Rp 400 ribu.
"Data awal mendapatkan bahwa mereka (orang dengan tuli) alat bantu dengar itu bukan dari BPJS, dari BPJS cuma bisa dipakai Rp 400 ribuan, sisanya nombok sendiri, tapi ini baru data awal atau temuan awal," tutup Prof. Jenny.
Tag
Berita Terkait
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Sutriah Bersyukur Jadi Peserta JKN: Manfaatnya Besar Sekali
-
Cara Pindah Faskes BPJS Kesehatan Secara Offline dan Online
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda