Suara.com - Kasus Covid-19 di Eropa kembali mengalami peningkatakan. Padahal, pandemi di benua itu sempat mereda dalam beberapa waktu.
Situasi itu menimbulkan pertanyaan mengapa Covid-19 menyebar begitu cepat dalam periode jeda yang singkat.
Dilansir dari Dessert News, Dr. Anthony Fauci, penasihat medis Gedung Putih untuk virus corona, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan rekan-rekannya di Inggris tentang penyebaran baru-baru ini. Rekannya mengaitkan penyebaran itu dengan tiga faktor utama:
- Subvarian BA.2 varian omicron telah menjadi menular.
- Masyarakat semakin terbuka.
- Menurunnya kekebalan dari vaksin atau infeksi Covid-19.
“Tanpa diragukan lagi, membuka masyarakat dan membuat orang berbaur di dalam ruangan jelas merupakan sesuatu yang berkontribusi, serta memudarnya kekebalan secara keseluruhan, yang berarti kita benar-benar harus tetap waspada dan mengawasi pola di sini,” kata Fauci. “Jadi itulah alasan mengapa kami menonton ini dengan sangat hati-hati.”
Negara-negara seperti Jerman, Belanda, dan Inggris mengalami peningkatan dalam kasus virus corona saat ini. Pakar virus corona mengatakan kepada The Washington Post bahwa wabah Covid-19 yang meluas di Eropa mungkin akan menyebabkan gelombang kasus virus corona serupa di Amerika Serikat.
Data dari jaringan air limbah – yang memantau kasus Covid-19 dalam air limbah – baru-baru ini memperingatkan bahwa lebih dari sepertiga situs sampel jaringan menemukan peningkatan kasus Covid-19 di AS, menurut Bloomberg.
“Mengapa tidak datang ke sini? Apakah kita sudah cukup divaksinasi? Saya tidak tahu,” Kimberly Prather, seorang profesor kimia atmosfer dan ahli transmisi aerosol di University of California di San Diego, mengatakan kepada The Washington Post.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat