Suara.com - Di saat Indonesia mulai melonggarkan pembatasan karena tren penurunan kasus Covid-19, sejumlah negara dunia malah kembali mengetatkan aturan karena kenaikan kasus.
Hal ini menjadi perhatian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan berdasarkan laporan mingguan WHO tanggal 15 Maret, kasus Covid-19 yang tadinya mengalami penurunan sejak Januari 2022 kembali mengalami kenaikan.
"Laporan mingguan WHO 15 Maret 2022 menunjukkan bahwa kasus baru COVID-19 di dunia yang tadinya terus menurun sejak akhir Januari 2022 maka pada minggu antara 7 sampai 13 Maret 2022 untuk pertama kalinya naik kembali, sekitar 8% lebih tinggi," terangnya kepada Suara.com.
Ia mengatakan ada banyak faktor yang bisa membuat kasus Covid-19 turun maupun naik. Penelitian ilmiah untuk mencari penyebabnya pun masih dilakukan di banyak negara.
Namun dari sejumlah laporan, ia menyebutkan ada beberapa kemungkinan yang bisa disebut sebagai faktor utama meningkatnya kasus Covid-19.
"Kita harus tunggu analisa ilmiah yang lengkap, tetapi ada yang memperkirakan bahwa bukan tidak mungkin karena pelonggaran restriksi, mungkin juga karena varian BA.2, atau mungkin juga karena variasi epidemiologis yang memang belum menetap polanya, atau sebab-sebab yang lain," terangnya.
Ia juga meminta Indonesia untuk terus waspada, meski tren kasus mengalami penurunan. Sebab, penurunan jumlah kasus yang terjadi juga dibarengi dengan penurunan jumlah tes Covid-19.
"Sebagai gambaran saja, pada saat puncak kasus 64.718 pada 16 Februari 2022 maka angka itu berdasar jumlah PCR 104.855 test, antigen 243.225 dan total test 348.080. Sementara data kemarin 17 Maret 2022 jumlah kasus harian memang jauh lebih rendah dari 60 ribuan dan menjadi 11.512 orang, tapi itu berdasar jumlah test yang lebih rendah pula, PCR 36.007 test, antigen 88.996 dan total test 125.003," tutupnya.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Myanmar Konfirmasi Kasus Omicron Subvarian BA.2
Berita Terkait
-
Ratusan Guru Besar FKUI Ingin Bertemu Presiden Prabowo: Bukan untuk Meminta Menkes Mundur
-
Kasus Kembali Meledak di Jakarta, Pramono Anung: COVID-19 Urusan Menkes!
-
Waspada Covid-19, Pakar Paru Sarankan Pemerintah Kembali Beri Vaksin Untuk Kelompok Rentan
-
Kasus Covid-19 Naik di Negara Tetangga, DKI Imbau Vaksinasi Sebelum ke Luar Negeri
-
Covid-19 Mengintai Lagi? Begini Kondisi Terkini di Jakarta Menurut Dinas Kesehatan
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat