Suara.com - Beberapa infeksi penyakit bisa meningkatkan risiko Alzheimer yang merupakan jenis paling umum dari demensia. Salah satunya termasuk infeksi penyakit seksual seperti sifilis.
Dr Manoj Malu, Direktur Klinik Clarewell membahas lebih lanjut hubungan antara sifilis dengan peningkatan risiko demensia.
Dr Malu mengatakan bahwa sifilis adalah penyakit seksual yang bisa menyebabkan semua gejala. Banyak orang dengan penyakit seksual ini mungkin tidak menunjukkan gejala internal, tetapi kemudian akan mengalami gejala.
Sifilis dapat menyebabkan luka yang terlokalisir pada area di mana infeksi masuk ke dalam tubuh pada saat kontak seksual, misalnya pada bibir atau bagian dalam mulut setelah seks oral, pada alat kelamin atau di dalam dan sekitar bagian belakang.
Karena penyakit ini cenderung tidak menimbulkan rasa sakit, kondisi ini menjadi tidak menarik perhatian dan cenderung menghilang dalam beberapa minggu.
"Akibatnya, seseorang bisa mengalami beberapa pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau daerah selangkangan," kata Dr Malu dikutip dari Express.
Kondisi ini disebut sifilis primer, karena tahapan ini terjadi setelah seseorang terinfeksi. Idealnya, seseorang harus didiagnosis dan dirawat pada tahap ini karena infeksi belum menyebar ke seluruh tubuh.
"Dalam dua hingga enam bulan terkena sifilis, sifilis bisa menyebar melalui aliran darah dan muncul sebagai flu yang sulit digoyahkan," katanya.
Pada fase inilah disebut tahap sifilis sekunder. Orang dengan kondisi ini akan mengalami demam dan keringat malam berminggu-minggu dan berbulan-bulan, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, sakit tenggorokan dan ruam kulit.
Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, Hewan Juga Bisa Alami Demensia, Yuk Kenali Gejalanya!
Gejala yang tidak biasa tetapi serius dapat mempengaruhi mata (kemerahan, floaters dan penglihatan berkurang), telinga (gangguan pendengaran), otak (sakit kepala, kabut otak, penglihatan ganda yang menunjukkan meningitis serta stroke ringan dan stroke), saraf (neuropati) dan jantung. (palpitasi dan katup jantung aorta bocor).
Terkaiat hubungan sifilis dan risiko demensia yang lebih tinggi, Dr Malu mengatakan hal itu merupakan efek jangka panjang sifilis. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan kronis pada pembuluh darah besar seperti aorta, jantung, saraf, sumsum tulang belakang, otak, tulang dan sendi.
"Demensia dan masalah jantung kronis adalah komplikasi akhir sifilis yang serius," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia