Suara.com - Kebanyakan orang hampir tidak tahu bahwa salah satu tand awal penyakit Alzheimer muncul dalam bentuk gangguan kognitif ringan, menempati zona abu-abu antara penuaan normal dan demensia.
"Kerusakan kognitif ringan sering dikacaukan dengan penuaan normal karena sangat halus. Gejala seperti lupa nama orang, lupa Anda sudah mengatakan sesuatu, lupa cerita, lupa kata-kata," jelas kepala ilmuwan Maria Carrillo dari Asosiasi Alzheimer.
Menurutnya, kondisi tersebut didefinisikan sebagai perubahan memori dan pemikiran yang hanya dirasakan oleh yang mengalaminya atau orang-orang di sekitarnya.
"Itu membuatnya sulit didiagnosis," imbuh direktur Banner Alzheimer's Institute, Pierre Tariot, dilansir NPR.
Misalnya seperti yang diungkapkan oleh seorang istri pasien.
Sang istri mengatakan bahwa setahun yang lalu suaminya masih bisa mengingat tanggal check-up ke dokter. Tetapi kini sang suami akan lupa jika tidak ditulis.
Diagnosis adalah kunci
Diagnosis gangguan kognitif ringan memerlukan setidaknya satu kunjungan dokter. Tapi itu tidak akan terjadi jika pasien tidak mengenali gejalanya atau tidak mau didiagnosis.
Padahal, itu sangat penting karena gejala gangguan kognitif ringan bisa disebabkan oleh banyak faktor selain penyakit Alzheimer.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Otak Demi Cegah Alzheimer dengan Konsumsi 5 Makanan Ini
"Mungkin ada yang lelah, mungkin ada yang kurang tidur, mungkin ada yang minum obat yang membuat mereka sedikit pusing," kata Carrillo.
Selain itu, banyak penyebab yang mendasari masalah memori. Tetapi semua itu dapat diatasi.
"Jika ada kekurangan vitamin B12, itu sebenarnya meniru gangguan kognitif ringan atau bahkan demensia Alzheimer awal, dan itu bisa diatasi dengan suntikan vitamin B12," imbuhnya.
Tapi garis besarnya, tes yang dilakukan sejak dini dapat mengungkapkan apakah gangguan kognitif ringan yang dialami berhubungan dengan Alzheimer atau tidak.
"Kami dapat menggunakan pencitraan atau tes darah atau cairan tulang belakang untuk menentukan kemungkinan penyebab," jelas Tariot.
Tes juga dapat mengungkap apakah ada plak lengket dan serat khusus di otak yang merupakan ciri khas Alzheimer.
Berita Terkait
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!