Suara.com - Buang air kecil mungkin tampak sederhana. Namun jika Anda adalah seorang perempuan, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian saat mengosongkan kandung kemih.
Ya, perjalanan ke toilet bisa membuat Anda berisiko mengalami infeksi yang tidak menyenangkan, jika dilakukan dengan salah. Beberapa di antaranya bahkan dapat mengancam jiwa.
Dilansir The Sun, Prof Stergios Stelios Doumouchtsis seorang konsultan ahli kandungan dan ginekologi sekaligus seorang ahli terkemuka di bidang uroginekologi mengatakan, anatomi perempuan membuat mereka lebih rentan terhadap masalah karena beberapa alasan.
Pertama, uretra perempuan (saluran yang dilalui urine) lebih pendek, sehingga memudahkan kuman untuk naik. Perempuan juga memiliki uretra yang lebih pendek, yang dari sudut pandang biomekanik, memiliki dampak besar pada kontinensia.
"Jika seorang perempuan memiliki infeksi saluran kemih atau inkontinensia urine, mereka mungkin akan mengalami lebih banyak masalah dibandingkan lelaki," kata dia menjelaskan.
Kedua, Prof Stergios mengatakan bahwa perjalanan hidup perempuan juga dikaitkan dengan banyak perubahan di area yang terkait dengan hormon dan peristiwa reproduksi, seperti kehamilan , persalinan, pascakelahiran, dan menopause.
Ini, selain penuaan, juga dapat menyebabkan gangguan dasar panggul, seperti prolaps, yang dapat memengaruhi fungsi saluran kemih bagian bawah.
Untuk itu penting bagi perempuan untuk memerhatikan kebiasaan buang air kecil, agar mencegah gangguan dan memastikan mereka mendapat perawatan dengan cepat ketika itu terjadi.
Nah berikut beberapa cara penting yang harus dilakukan saat perempuan buang air kecil.
Baca Juga: Para Supir Bus Kampung Rambutan Jalani Tes Urine
1. Mengusap dari Belakang ke Depan
Prof Stergios berkata, penting untuk menghindari menyeka area dari belakang ke depan.
“Ada flora bakteri yang kaya di sekitar anus dan daerah perianal, vagina, labia, dan saluran genital. Menyeka dapat memindahkan bakteri dari satu area ke area lain," ujarnya.
Menyeka dari belakang ke depan dapat memindahkan kotoran dan bakteri dari saluran belakang ke depan, di mana lubang uretra berada.
Ini adalah cara cepat untuk mengundang infeksi saluran kemih, yang dapat menyebabkan rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri dan dorongan terus-menerus untuk menggunakan toilet. Kondisi ini perlu pengobatan dengan antibiotik.
2. Menyeka Terlalu Banyak
“Menyeka terkadang dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sangat sensitif,” kata Prof Stergios.
Sisa-sisa tisu toilet bisa tertinggal, yang jika kurang higienis, dapat menyebabkan iritasi dan berpotensi infeksi apalagi jika tertinggal selama berjam-jam.
“Ini karena menggunakan kertas berkualitas buruk atau menyeka secara berlebihan," ujar dia.
Tetap sederhana dan gunakan hanya beberapa lembar untuk menyeka dengan lembut (bukan dari belakang ke depan!)
3. Mengatur Waktu untuk Buang Air Kecil
Cobalah untuk tidak membiasakan mengatur waktu ke toilet, kecuali jika telah diberitahu oleh spesialis. Hal ini disebut sebagai "kemih preventif". Prof Stergios mengatakan ini mungkin umum dalam pekerjaan tertentu.
Sebagai seorang guru, misalnya, seseoramg mungkin pergi ke toilet pada waktu yang sama setiap hari (sebelum masuk kelas), bahkan jika mereka tidak membutuhkannya, untuk menghindari keinginan untuk buang air kecil di dalam kelas.
Prof Stergios memperingatkan, kandung kemih mungkin terbiasa tidak menyimpan cukup urine. Kandung kemih biasanya menyimpan setidaknya 450-500ml.
Tetapi jika Anda pergi ke toilet setiap setengah jam, atau setiap jam, kandung kemih digunakan untuk menyimpan volume yang lebih kecil yang bisa menjadi 200ml atau kurang.
“Jadi peran kandung kemih sebagai reservoir, sebagai organ penyimpanan, bisa dikompromikan. Kemudian kandung kemih akan meminta Anda untuk pergi setiap jam bahkan jika Anda tidak mau," ujarnya.
Prof Stergios mengatakan tidak ada salahnya menahan kencing sampai Anda benar-benar harus pergi. Itu tidak menyebabkan infeksi saluran kemih, seperti yang ditakuti oleh beberapa orang.
Jika tidak, kondisi ini akan lebih sering terjadi pada orang-orang seperti perawat dan profesional perawatan kesehatan lainnya yang bekerja dalam shift dan tidak selalu dapat beristirahat secara teratur.
Pergi untuk buang air kecil sebelum perjalanan kereta api yang panjang atau sebelum menonton film, misalnya, dapat diterima.
“Tetapi melakukannya secara teratur sebagai kebiasaan bukanlah kebiasaan yang baik," ujar dia.
Terkadang kebiasaan berkemih dikaitkan dengan stres atau kecemasan, dan bukan hanya masalah kandung kemih secara langsung.
4. Menahannya Kencing Terlalu Lama
Meskipun Anda tidak harus pergi ke toilet secara teratur, Anda juga tidak boleh menahan air seni terlalu lama.
Prof Stergios berkata, usahakan pergi ke toilet ketika kandung kemih penuh dengan nyaman dan memberi Anda keinginan yang kuat.
Menjelaskan proses pengisian kandung kemih, dia berkata, sinyal pertama adalah sensasi pertama pengisian kandung kemih.
“Yang kedua adalah keinginan pertama, ketika Anda mulai “berpikir” untuk pergi ke toilet. Kemudian Anda memiliki keinginan yang kuat, ketika Anda ingin menyela apa yang sedang Anda lakukan, seperti menjeda film," jelas dia.
Kemudian Anda mungkin mengalami “urgensi”, ketika Anda merasa bahwa itu sudah dekat atau Anda harus berlari untuk mengeluarkannya.
"Anda tidak perlu mencapai tahap mengalami urgensi, karena itu bisa menjadi sensasi yang tidak menyenangkan," tambah dia.
5. Minum Terlalu Banyak Air
Prof Stergios menyarankan minum terlalu banyak air adalah halnyang tidak perlu, terlepas dari klaim hal tersebut dapat membantu kesehatan Anda.
"Biasanya 1,5 hingga 2,5 liter sehari itu baik. Jelas jika Anda melakukan banyak olahraga atau di hari yang panas, minum lebih banyak baik-baik saja. Saya melihat banyak wanita membawa botol atau tangki air, minum sekitar enam atau tujuh liter sehari, percaya bahwa 'baik bagi Anda' untuk kelebihan cairan," jelasnya.
Namun, kelebihan cairan sebenarnya tidak akan membantu kandung kemih karena dapat menyebabkan poliuria, yang berarti produksi urine terlalu banyak.
"Ini tidak mungkin menyebabkan masalah kesehatan, tetapi akan menghasilkan lebih banyak kunjungan ke toilet," kata dia.
Dia mengatakan rata-rata jumlah perjalanan toilet dalam sehari adalah enam sampai delapan, dengan satu sampai duanya terasa di malam hari.
6. Tidak Mengosongkan Kandung Kemih Sepenuhnya
Anda mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemih gagal mengosongkan dengan benar setiap kali Anda menggunakan toilet.
"Mungkin ada penyebab yang mendasari disfungsi berkemih,” kata Prof Stergios.
Jika kandung kemih tidak mengosongkan dengan benar, hal itu dapat menyebabkan stasis urine (juga dikenal sebagai retensi urine) dan mengakibatkan infeksi atau batu kandung kemih.
“Karena infeksi dapat mengakibatkan sepsis, atau infeksi ginjal, jika Anda memiliki gejala pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, ini perlu diperiksa oleh spesialis," kata dia.
Gejalanya termasuk aliran urine yang lambat, berusaha untuk buang air kecil, aliran yang terputus-putus, buang air kecil ganda atau secara berurutan dan perlu waktu beberapa saat untuk mulai buang air kecil.
“Sensasi pengosongan yang tidak lengkap adalah perasaan kandung kemih penuh bahkan setelah Anda ke toilet. Anda mungkin juga mengalami kembung di atas area panggul," kata Prof Stergios.
Selain itu, Anda mungkin akan duduk dua, tiga atau bahkan empat kali di toilet untuk merasakan bahwa Anda telah mengosongkan kandung kemih.
"Itu bisa terjadi sesekali, tetapi jika itu terjadi setiap kali, mungkin ada penyebabnya," kata dia.
Penyebabnya bisa termasuk penyumbatan, seperti prolaps kandung kemih atau rahim atau jaringan parut di uretra.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien