Suara.com - Kasus monkeypox atau cacar monyet yang terus meningkat. Para ahli tetap mengatakan bahwa risikonya menyebar di tengah masyarakat masih tergolong rendah.
Walau begitu, dokter tetap mengimbau semua orang untuk mengenali gejala cacar monyet atau monkeypox tersebut.
Dokter Kurt Zaeske, seorang dokter hewan yang tinggal di Wisconsin, terkena cacar monyet atau monkeypox dalam wabah terbesar di Amerika pada tahun 2003.
Saat itu, ia mengembangkan gejala virus cacar monyet setelah merawat anjing padang rumput yang sakit di sebuah peternakan.
Kala itu, Zaeske meresepkan antibiotik hewan selama kunjungannya ke peternakan karena mengetahui anjing yang dirawatnya sakit.
Beberapa hari setelahnya, pemilik peternakan itu menghubungi Zaeske dan mengatakan bahwa dia dan adiknya juga jatuh sakit.
Tak lama kemudian, sang dokter mulai merasa tidak enak badan. Ia pun sangat khawatir karena tidak tahu penyakit yang dideritanya.
"Saat itu, ketakutan saya bertanya-tanya ini penyakit eksotis atau tidak. Sehingga, saya harus mencari tahu hal itu," kata dokter Zaeske dikutip dari Express.
Zaeske mengatakan gejala awalnya mirip dengan flu, yakni demam, pusing, mual dan kelelahan terus-menerus. Dalam beberapa hari, ia mengalami luka kecil di sekujur tubuh dan lecet yang sangat menyakitkan di ibu jarinya, sehingga ia harus kehilangan ibu jarinya.
Baca Juga: Flu Singapura Ramai Dibahas di Linimassa, Biar Tak Salah Ini Penjelasan Dokter
"Ketakutan terbesar saya adalah saya akan kehilangan ibu jari dan tidak bisa berlatih lagi," kata dokter Zaeske.
NHS juga melaporkan gejala cacar monyet atau monkeypox yang mirip dengan apa yang dijelaskan dokter hewan.
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Kelenjar bengkak
- Menggigil (menggigil)
- Kelelahan
Sedangkan, ruam sebagai gejala cacar monyet cenderung muncul dalam 1 hingga 5 hari setelah gejala pertama muncul.
Ruam cacar monyet sering dimulai di wajah Anda, akhirnya menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda. Ruam akibat cacar monyet biasanya berawal dari bintik-bintik yang menonjol, ruam, dan berubah menjadi lepuhan kecil berisi cairan.
Lepuhan ini membentuk koreng yang akan rontok dengan sendirinya. NHS menyarankan orang dengan gejala cacar monyet ini segera konsultasi dengan doker.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci