Suara.com - Banyak kendala ditemukan saat mendeteksi kasus tuberkulosis atau TBC di Indonesia, salah satunya kualitas sampel yang masuk ke laboratorium tidak sesuai kriteria seharusnya.
Hal ini disebut bisa menghambat eliminasi kasus TBC di Tanah Air. Padahal, Indonesia jadi negara dengan kasus TBC terbanyak ketiga dunia.
Masalah sampel ini diceritakan langsung Perwakilan Analis Laboratorium, Nurul setelah melakukan pemeriksaan di Lab TCM Citeureup Bogor yang mampu memeriksa maksimal 12 sampel dahak atau rerata 240 sampel per hari.
"Masalah lain yang ditemukan adalah kualitas sampel yang masuk ke lab, seringkali kurang bagus, misal hanya air liur atau bahkan bercampur dengan sisa makanan sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memeriksa," terang Nurul melalui keterangan pers yang diterima suara.com, Jumat (17/6/2022).
Tantangan lain eliminasi TBC juga diutarakan Perwakilan Puskesmas Klapanunggal, Neneng, yang mengungkap kurang mampunya kader puskesmas mengedukasi keluarga pasien TBC untuk mau menjalani tes, sehingga penemuan kasus TBC di Klapanunggal Bogor masih rendah.
Perlu diketahui, Bogor jadi daerah Indonesia sebagai penyumbang pasien TBC terbanyak. Inilah sebabnya digelar pertemuan koordinasi dan validasi data pasien TBC di Puskesmas Klapanunggal, yang diinisiasi Yayasan Akses Sehat Indonesia.
Direktur Eksekutif yayasan Akses Sehat, Alwin Khafidhoh mengatakan Bogor Timur dan Selatan berisiko jadi wilayah dengan penyebaran TBC terbesar, khususnya kawasan industri dengan banyaknya karyawan pabrik berada di satu tempat bersamaan.
"Sehingga dunia industri dengan CSR-nya sudah seharusnya ikut terlibat aktif, mendukung komunitas untuk membantu pasien TBC di Kabupaten Bogor," tutur Alwin.
Dalam pertemuan ini juga hadir perwakilan Global Fund dan Kepala Puskesmas Klapanunggal yang akan mendukung dan bersinergi untuk mengeliminasi TBC di Kabupaten Bogor dan Indonesia.
Baca Juga: Ingin Sukses Hilangkan Penyakit Tuberkulosis, Indonesia Perlu Ketatkan Peraturan Soal Merokok
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara