Suara.com - Pasien Covid-19 di Indonesia 66,5 persen berpotensi alami long covid atau gejala sisa pasca sembuh dari infeksi. Temuan itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Penelitian itu dilakukan dengan menyebar pertanyaan secara daring pada 9 sampai 28 Januari 2021. Dari 385 pasien yang diteliti, terbanyak usia 18-40 tahun, ditemukan bahwa yang mengalami gejala menetap pasca sembuh atau dinyatakan long covid terjadi pada 256 orang atau 66,5 persen.
Direktur Utama RSUP Persahabatan DR.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K)., menyampaikan, gejala long covid terbanyak yang dirasakan berupa kelelahan 29,4 persen; batuk 15,5 persen; nyeri otot 11,7 persen; dan sesak napas 11,2 persen.
"Yang kita survei sebagian besar justru gejalanya ringan selama infeksi, yaitu 220 orang. Ini juga bisa memberikan gambaran bahwa pasien yang ringan bisa mengalami long covid," kata dokter Agus dalam konferensi pers virtual, Senin (18/7/2022).
Ia menambahkan, jumlah pasien yang mengalami gejala ringan sebanyak 57,1 persen, gejala sedang 20,3 persen, gejala berat 20 persen, dan kritis 0,6 persen. Sehingga pasien yang menjadi responden pun kebanyakan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Dari 385 responden, 243 pasien di antaranya dalam kondisi obesitas. Selain itu, ditemukan pula tiga komorbit terbanyak, yakni asma (11,2 persen), hipertensi (11 persen), dan diabetes (5,7 persen).
Dokter Agus menambahkan, lama gejala long covid pada setiap pasien juga bervariasi, mulai dari kirang dari satu bulan hingga ada yang lebih dari 6 bulan.
"Sebagian besar itu mengalami long covid kurang dari 1 bulan sebanyak 139 pasien atau 54,3 persen. Mengalami long covid 1 sampai 6 bulan sekitar 110 pasien atau 43 persen. Bahkan ada yang mengalami lebih dari 6 bulan, 7 pasien atau 2,7 persen. Jadi memang bervariasi," imbuhnya.
Berdasarkan analisis bivariat, lanjutnya, ditemukan beberapa faktor risiko untuk timbulnya long covid. Di antaranya, usia di atas 40 tahun, jumlah komorbit, derajat klinis lebih berat, perawatan di rumah sakit, juga terjadi pneumonia berdasarkan pemeriksaan rontgen dan yang mendapatkan terapi oksigen.
Baca Juga: Temukan Tiga Kasus Subvarian Omicron BA.2.75 di Indonesia, Wamenkes: Karakternya Seperti Omicron
"Tapi kalau analisis multivariat hanya ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya sindrom long covid. Pertama, komorbit kalau dia semakin banyak memiliki komorbid maka risiko yang lebih tinggi. Kedua bila ditemukan pneumonia pada foto rontgen," jelasnya.
Berita Terkait
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda