Suara.com - Kuasa hukum keluarga Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa pelaku pembunuhan korban sebagai psikopat.
Hal itu diungkapkan setelah ia mengklaim menemukan bukti baru terkait dugaan penyiksaan. Dari bukti baru itu dia meyakini pelaku penyiksaan terhadap Brigadir J merupakan seorang psikopat.
"Saya sangat yakin betul bahwa ini adalah ulah psikopat," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022) malam.
Kamaruddin menyebut bukti baru tersebut berupa adanya kuku Brigadir J yang diduga dicabut. Perbuatan ini diduga dilakukan pelaku ketika Brigadir J masih hidup.
Lantas apa sih itu psikopat, dan apa saja ciri pelakunya?
Dilansir dari Healthline, Beberapa istilah psikologi menimbulkan kebingungan seperti "psikopat." Meskipun umumnya walau sering keliru salah) digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki kondisi kesehatan mental, "psikopat" bukanlah diagnosis resmi.
Sebaliknya, ini adalah istilah informal yang sering digunakan untuk kondisi yang disebut gangguan kepribadian antisosial (ASPD).
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM-5) tidak mencantumkan psikopati sebagai diagnosis klinis resmi.
Definisi sebenarnya dari psikopat dalam psikiatri mengacu pada seseorang dengan ASPD, jelas Dr. Prakash Masand, seorang psikiater dan salah satu pendiri Centers of Psychiatric Excellence. ASPD menggambarkan suatu kondisi yang ditandai dengan pola taktik manipulasi dan pelanggaran terhadap orang lain.
Baca Juga: Pihak Keluarga Merasa Janggal, Polri Setujui untuk Autopsi Ulang Brigadir J
Masand mengatakan satu hal yang dapat membingungkan tentang ASPD adalah frasa “antisosial.”
“Kebanyakan orang mungkin menganggap ini menggambarkan seseorang yang pendiam, penyendiri, menyendiri, dll. Namun, ini tidak terjadi di ASPD,” jelasnya.
“Ketika kita mengatakan antisosial di ASPD, itu berarti seseorang yang bertentangan dengan masyarakat, aturan, dan perilaku lain yang lebih umum.”
Sementara beberapa dokter menganggap psikopati sebagai subtipe ASPD yang lebih parah, konsensus umum adalah bahwa psikopati berada di bawah payung ASPD.
Karena istilah "psikopat" bukanlah diagnosis resmi, para ahli merujuk pada tanda-tanda yang dijelaskan di bawah ASPD. Menurut Masand, beberapa tanda yang lebih umum dari ASPD dapat mencakup:
- perilaku yang bertentangan dengan norma sosial
- mengabaikan atau melanggar hak orang lain
- ketidakmampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah
- kesulitan dengan menunjukkan penyesalan atau empati
- kecenderungan untuk sering berbohong
- memanipulasi dan menyakiti orang lain
- masalah berulang dengan hukum
- pengabaian umum terhadap keselamatan dan tanggung jawab
- mengekspresikan kemarahan dan kesombongan secara teratur
Tanda-tanda ASPD lainnya yang mungkin termasuk kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku yang sembrono, impulsif, atau dapat menyebabkan konsekuensi yang berbahaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis