Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden masih alami gejala sisa meski sudah dinyatakan negatif Covid-19. Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengungkapkan bahwa Biden masih alami batuk hingga saat ini.
Kondisi presiden 79 tahun itu sempat ramai di media sosial pasca video Biden yang sedang pidato nampak ia masih batuk-batuk.
Meski begitu, Jean-Pierre menekankan bahwa Biden telah dites negatif selama empat hari berturut-turut.
"Dia dites negatif pada Sabtu, Minggu dan Senin, dan sekarang hari ini (Selasa, 9 Agustus)," kata Jean-Pierre.
Ia mengatakan bahwa gejala sisa atau long covid yang dialami Biden sebenarnya umum terjadi pada penyintas Covid-19.
"Apa yang dia alami saat ini adalah efek Covid yang berkepanjangan. Saya yakin banyak dari kita yang menderita Covid telah bertahan atau harus menghadapinya juga. Itulah yang Anda lihat saat ini," ujar Jean-Pierre.
Selanjutnya, perkembangan kondisi kesehatan Joe Biden terkait Covid-19 dinilai tidak perlu lagi selalu dipublikasikan. Untuk menangani long covid tersebut, Biden selalu membawa inhaler agar tetap bisa bernapas dengan lega.
"Kami telah berbicara dengan dokter tentang hal ini, itulah yang dia sampaikan kepada kami secara khusus," katanya.
Biden dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Juli lalu. Ia sempat alami gejala sedang selama jalani isolasi mandiri di kantornya.
Baca Juga: 2 Tersangka Korupsi Dana Covid-19 Padangsidimpuan Segera Disidang
Dokter Gedung Putih Kevin O'Connor mengatakan bahwa Biden alami sakit tubuh, sakit tenggorokan, dan gejala lainnya.
Ia juga alami infeksi rebound, di mana sempat negatif namun beberapa hari kemudian kembali positif Covid-19. Meski begitu, gejalanya terus membaik hingga benar-benar dinyatakan negatif Covid-19 dan bisa beraktivitas normal kembali.
Saat pertama kali dinyatakan positif Covid-19, Bifen alami gejala ringan beruoa batuk. Obat antivirus Paxlovid yang dikonsumsinya, dikatakan dokter O'Connor, sangat efektif dalam meredakan gejala tersebut.
"Gejala-gejala Presiden Joe Biden terus membaik secara signifikan. Selama tiga hari penuh, ia minum obat antivirus Paxlovid yang membantu mengurangi kemungkinan penyakit parah," kata O'Connor dalam rilis terbaru Gedung Putih pada Sabtu (23/7) malam waktu setempat.
Saat itu, gejala rinore, batuk, dan nyeri tubuh telah jauh berkurang. Namun, Biden masih alami sakit tenggorokan.
"Ini kemungkinan besar akibat aktivasi limfoid saat tubuhnya membersihkan virus, dan dengan demikian ini kabar baik," kata O'Connor.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!