Suara.com - Kesuburan pada pria dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya makanan yang dikonsumsi. Makanan memiliki berbagai kandungan yang dapat memengaruhi kesuburan bagi pria.
Dokter sekaligus konten kreator, dr. Ema Surya Pertiwi mengatakan, makanan akan sangat berpengaruh terhadap kesuburan pria. Oleh karena itu, pria harus bisa mengontrol asupan yang dikonsumsinya sehingga tidak berpengaruh terhadap tingkat kesuburannya.
Berikut terdapat beberapa makanan yang memengaruhi penurunan kesuburan pada pria mengutip kanal Youtube Emasuperr.
Daging Olahan
Berbagai daging olahan seperti sosis, kornet, bacon, dendeng, dan lain-lain biasanya mengalami proses dari bahan-bahan kimia. Kondisi ini yang menyebabkan kandungan di dalamnya berpengaruh pada kesuburan pria.
Untuk itu, dr. Ema menuturkan, bagi pria yang sedang menjalani program hamil bersama istri, diusahakan menghindari daging olahan. Para pria juga dapat menggantinya dengan daging merah alami atau unggas, serta ikan yang memberikan asupan protein. Hal tersebut juga baik kesuburannya.
Susu sapi tinggi lemak
Susu sapi yang penuh dengan lemak akan sangat berpengaruh pada penurunan pergerakan jumlah dan kuantitas air mani pada pria. Oleh karena itu, susu sapi tinggi lemak tidak disarankan untuk dikonsumsi terutama jika sedang melakukan program hamil.
Menurut dr. Ema, para pria dapat menggantinya dengan susu sapi rendah lemak. Hal ini karena susu sapi rendah lemak dapat bermanfaat kepada tingkat kesuburan pria.
Baca Juga: 4 Cara Tingkatkan Kesuburan Pria agar Istri Cepat Hamil, Apa Saja?
Makanan tinggi lemak trans
Biasanya, makanan lemak trans terdapat pada daging yang sudah dimasak, keripik kentang, mentega, dan berbagai camilan lainnya. Tidak hanya itu, makanan yang dipanaskan berulang kali juga termasuk memiliki lemak trans. Dikatakan, pria yang mengonsumsi lemak trans akan berpengaruh pada tingkat kesuburannya.
Makanan mengandung BPA
Perlu diketahui, BPA memang diketahui dapat menurunkan kesuburan pada wanita. Namun, rupanya kandungan yang satu ini juga berpengaruh pada kesuburan pria. Biasanya, BPA berada pada makanan yang dibungkus dengan sterofom. Kaleng, dan makanan panas dengan bungkus plastik.
Alkohol berlebih
Alkohol pada dasarnya tidak terlalu berpengaruh pada kesuburan. Namun, jika mengonsumsinya berlebihan akan sangat berpengaruh pada kesuburan pria. Untuk itu, para pria perlu mengontrol mengonsumsi alkohol.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci