Suara.com - Istilah remaja jompo populer di media sosial sejak 2021 lalu. Istilah tersebut untuk menggambarkan anak muda yang baru beranjak dewasa tetapi tubuhnya mudah lelah, pegal, dan seperti kurang tenaga meski sebenarnya sehat.
Kondisi terdebut biasanya dipengaruhi karena gaya hidup tidak sehat, salah satunya jarang berolahraga.
Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa gaya hidup sehat bisa berdampak jangka panjang, salah satunya terhadap kesehatan tulang seperti osteoporosis. Kondisi pengeroposan tulang itu termasuk penyakit tidak menular yang masih banyak diidap masyarakat Indonesia.
"Berdasarkan data, 2 dari 5 masyarakat kita berisiko osteoporosis dan mengingat bisa jadi beban penyakit tidak menular karena lama penanganannya," kata Ketua Tim Kerja Kesehatan Olahraga Kemenkes dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO., dalam perayaan Hari Osteoporosis Dunia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Osteoporosis biasa identik dengan penyakit orang lanjut usia. Tetapi, sebenarnya perjalanan osteoporosis bisa terjadi sejak seseorang masih berusia 30-an tahun.
Puncak pertumbuhan masa kepadatan tulang terjadi saat usia 20-30 tahun. Selama itu, anak muda diharapkan dapat lakukan gaya hidup sehat untuk menabung masa kepadatan tulang. Sebab, mulai usia 30 tahun ke atas, kepadatan tulang tersebut akan menurun alami secara perlahan.
"Osteoporisis itu silent desease. Jadi kita gak akan tahu sampai tiba-tiba nanti mudah alami fraktur atau patah tulang," ujarnya.
Dalam anjuran Kemenkes dikenal lima langkah untuk memiliki tulang sehat dan terhindar patah tulang, di antaranya:
1. Rutin Berolahraga
Baca Juga: Ahmad Riziq Sumbang Medali Emas pada Ajang Asian Youth Chess Championship 2022
Osteoporosis erat kaitannya dengan aktivitas fisik. Dianjurkan untuk lakukan aktivitas fisik dengan benar, terukur, dan teratur selama 30 menit per sesi diulang hingga 3sampai 5 kali per minggu. Selain olahraga aerobik untuk mengasah otot jantung, olahraga angkat beban untuk perkuat otot tubuh juga sangat dianjurkan untuk mengoptimalkan kondisi fisik.
2. Diet Sehat dan Kaya Nutrisi
Nutrisi yang paling dibutuhkan tulang seperti kalsium. Sumber nutrisi tersebut bisa didapatkan dari makanan sehari-hari seperti tempe, sayuran, juga susu. Selain itu, tulang juga butuh zink, magnesium, juga vitamin. Sumber-sumber nutrisi tersebut sebenarnya bisa didapat dengan mengonsumsi makanan bergisi seimbang setiap hari.
3. Tidak Merokok dan Konsumsi Alkohol
Paparan asap rokok juga konsumsi alkohol berlebihan bisa merusak fungsi organ dalam tubuh. Salah satu dampaknya jadi meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis.
4. Deteksi Dini
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?