Suara.com - Operasi lasik disebut jadi solusi praktis untuk mata minus dan mata silinder sehingga penglihatan bisa kembali normal. Maka tanya dokter kali ini membahas soal operasi lasik dan risiko kekambuhan mata silindris.
Dokter Subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals & Clinics, dr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K) mengatakan operasi lasik tidak bisa dilakukan sembarangan, ada beberapa syarat agar tindakan bedah itu bisa dilakukan.
"Dia tidak gonta ganti kacamata dalam waktu satu tahun, usia 18 tahun ke atas. Dia harus lepas softlens selama 2 minggu baru bisa lasik, terus nggak semua orang bisa dilasik," ujar dr. Ferdiriva dalam acara peluncuran JEC Macula Center di JEC Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2022).
Berikut ini sesi tanya jawab dengan dr. Ferdiriva seputar operasi lasik menghilangkan mata silinder, dalam petikan wawancara sebagai berikut:
Sebenarnya bisa nggak sih mata silinder tidak bisa dihilangkan dengan opersi lasik?
Bisa, jadi lasik itu bisa untuk menghilangkan minus dan silindris sekaligus bisa, misalnya kita minus 2 silindris 1, dua-duanya hilangkan berkurang dengan lasik.
Benar gak sih lasik, bikin mata minus cepat kembali?
Begini, biasanya orang yang lasik orang yang minus kembali itu bisa jadi, karena dia waktu dilasik memang perkembangan bola mata stop 18 tahun sudah minus nggak nambah lagi, mungkin dia masih belum stop jadi lasik karena mau masuk polisi atau apa.
Jadi begitu dia usia sekian, terus minus tambah lagi.Tapi bukan berarti dia minus 5, jadi minus 5 lagi, itu sangat jarang. Tapi mulai lagi dari awal minusnya.
Baca Juga: Tanya Dokter: Obat Sirup Dilarang, Kalau Anak Demam Bagaimana Dok?
Perkembangan minus bisa lebih cepat bertambah setelah lasik?
Enggak sih, biasanya abis lasik permanen, cukup jarang kalau minus lagi.
Apa yang perlu diperhatikan sebelum lakukan operasi lasik?
Pertama diia tidak gonta ganti kacamata dalam waktu 1 tahun, usia 18 tahun ke atas. Dia harus lepas softlens selama 2 minggu baru bisa lasik, terus nggak semua orang bisa dilasik.
Ini karena kira harus periksa dulu ketebalan korneanya, dan lain sebagainya.
Kalau ditemukan ada gangguan atau kelainan di Kornea atau di retina, itu nggak bisa dilasik, jadi harus skrining dulu semuanya baru bisa di lasik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya