Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sambut baik kebijakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang batasi izin konser karena lonjakan Covid-19 kembali terjadi. Apalagi, setelah merebaknya subvarian Omicron XBB di Indonesia.
Dikatakan Juru Bicara Kemenkes, dr. Moh Syahril, ia berharap kebijakan ini tidak hanya dilakukan Dinkes DKI Jakarta, tapi juga provinsi lain yang membatasi acara pemicu kerumunan seperti konser.
"Kemenkes sangat setuju sangat senang, karena memang harus dilakukan oleh seluruh yang terkait, dan terimakasih kepada DKI, bahwa bukan hanya DKI, seluruh provinsi harus pintar-pintar, harus bijaksana dalam melakukan ini," ujar Syahril saat konferensi pers, Kamis (10/11/2022).
Syahril mengatakan pembatasan kerumunan perlu dibatasi, karena selain berisiko tinggi tularkan Covid-19 tapi juga ada potensi kerusuhan bila kerumunan tidak diatur dengan baik, seperti beberapa kasus kerusuhan yang memakan korban ratusan jiwa baik di dalam dan luar negeri.
"Artinya apa, kerumunan yang begitu besar bukan saja akan menyebabkan penularan atau masalah Covid-19, kita lihat beberapa kerusuhan terjadi akibat kerumunan yang tidak bisa diatur dengan baik," ungkap Syahril.
"Jadi syukur alhamdulillah, kalau ini dikaitkan dengan pembatasan itu, memang kita mengawal," lanjutnya.
Sementara itu, per 10 Novembar 2022 kasus XBB di Indonesia tercatat 48 kasus yang tersebar di beberapa provinsi, meskipun ada beberapa provinsi yang masih belum ditemukan. Tapi tidak menampik beberapa varian lain yang juga kasusnya melonjak.
"Tapi ini lagi digencarkan pemeriksaan squencing yang sedang dirawat baik itu diisolasi ataupun di ruang ICU," papar Syahril.
Dari sisi gejala varian XBB yang lebih dulu ditemukan di Singapura itu, dipastikan punya gejalan yang cukup ringan tapi bisa menular dengan cepat.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Naik, Pemkot Jogja Siapkan Antisipasi Khusus Jelang Libur Akhir Tahun
"Kemudian gejalanya lebih ringan dari BA4 maupun BA5, tapi memang ada yang dirawat tapi sebagian besar diisolasi mandiri, yang dirawat ada juga yang sembuh," tutupnya.
Berita Terkait
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
-
Menkes Dengar Kabar Prabowo Tambah Kursi Wamenkes, Siapa yang Dipilih?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan