Suara.com - Fakta menyedihkan datang dari InaHRS atau Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERTIMI), yang mengungkap lama antrean tindakan sakit jantung aritmia di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita harus menunggu hingga 2025 mendatang.
Aritmia adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung tidak beraturan, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Gejala aritmia tidak bisa dianggap sepele karena bisa meningkatkan risiko stroke. Di beberapa kasus bahkan menjadi penyebab kematian mendadak.
Kematian ini merupakan bentuk komplikasi akibat aritmia, yang gejalanya meliputi pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada. Apalagi 88 persen kematian mendadak yang ditemukan disebabkan akibat aritmia.
"Gejala-gejala aritmia dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan, seperti stroke, gagal jantung dan kematian mendadak. Meskipun aritmia bisa terjadi pada siapa saja, munculnya sering sporadis dan pada sebagian kecil pasien karena bawaan," ujar Dewan Penasehat InaHRS, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K),FIHA, FAsCC di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Berikut ini 5 penyebab antrean tindakan sakit jantung aritmia di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita mengular hingga 2025 yang berhasil dirangkum suara.com.
1. Dokter Jantung Spesialis Aritmia Terbatas
Ketua InaHRS, dr.Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP (K), PhD mengatakan hingga di 2023 hanya ada 46 jumlah dokter jantung spesialis aritmia di Indonesia, padahal jumlah kematian jantung mendadak ada lebih dari 100.000 kasus per tahun.
Padahal di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, ditemukan ada 150 pasien yang datang setiap tahun. Kedatangan para pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit daerah yang tidak mampu atau 'tidak mau' menangani penyakit aritmia karena biaya yang tinggi.
"Sedangkan kalau pasien sudah datang ke kita, kita sudah tidak bisa datang merujuk ke mana pun, karena kita sebagai rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia," papar dr. Sunu.
Baca Juga: Alami Masalah Jantung Gara-Gara Kegemukan, Igor Saykoji Jalani Diet Ketat
2. Alat Pencegah Kematian Jantung Mendadak Terbatas dan Mahal
Penanganan aritmia juga dapat dilakukan dengan pemasangan alat
Implantable Cadioverter Defibrillator (ICD) untuk mencegah kematian jantung mendadak. Fungsi ICD untuk mengembalikan fungsi jantung dengan cara memberikan kejut listrik ketika terjadi gangguan irama jantung.
ICD merupakan alat berukuran kecil yang ditanam di dalam dada untuk mengembalikan irama jantung yang tidak normal. Perangkat ICD mempunyai baterai yang dapat bertahan hingga 8 tahun, bergantung pada frekuensi kerja alat tersebut.
Mirisnya alatnya jumlahnya sangat terbatas dan harganya yang sangat mahal yakni Rp 120 juta, itu belum termasuk tindakan pembedahan dan pemasangan di ruang bedah, yang total harganya bisa mencapai Rp 146 juta.
Menurut Dr. Dicky penggunaan alat ICD ini cenderung lebih mahal dibanding harga yang dijual negara tetangga, dan ini bisa dipengaruhi karena pajak impor alat medis yang membuat harganya 'selangit'.
"Dari sana mestinya bisa diperbaiki, dengan kurangi pajak impor, atau kita buat sendiri di sini. Yang saya sangat sedih beberapa tahun lalu ada yang mau buka pabrik ICD ini akhirnya pilihnya Penang, Malaysia. Kenapa bukan di kita? Kalau produksi di kita bisa lebih murah itu perlu dipikirkan bersama," papar Dr. Dicky.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda