3. Cover BPJS Tidak Mencukupi
Menurut dr. Sunu biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk penanganan aritmia maksimal hanya diberikan Rp 30 juta untuk satu pasien.
Padahal untuk pemasangan ICD saja, memerlukan biaya minimal Rp 146 juta. Sehingga sisa biayanya ditanggung atau diberikan subsidi oleh pihak rumah sakit dalam hal ini RS Pusat Jantung Nasional.
Akibat sedikitnya biaya cover yang diberikan BPJS Kesehatan ini juga, dan sisanya harus ditanggung rumah sakit atau bahkan pihak keluarga pasien itu sendiri, hasilnya banyak rumah sakit yang enggan menangani pemasangan ICD yang vital untuk pasien dengan aritmia.
"Tapi bila pasien itu sendiri datang dari yang tidak mampu, ya mau tidak mau dirujuk ke RS kita. Dari sini kita tidak bisa merujuk ke manapun, yang akhirnya mengalami sederet kendala untuk menangani," jelas dr. Suhu.
Tapi sayangnya, karena keterbatasan biaya dan jumlah dokter rumah RS Pusat Jantung Nasional sejak 2020 sudah tidak lagi menerima kuota pemasangan ICD. Padahal, sebelumnya terdapat 10 pemasangan ICD per tahun bagi pasien aritmia yang memenuhi kriteria.
4. Rumah Sakit 'Menolak' Penanganan Aritmia
Menurut Dr. Dicky, bila pihak BPJS Kesehatan mau menambah cover pasien aritmia untuk dilakukan tindakan kateter ablasi atau pemasangan ICD, maka ia yakin semakin banyak rumah sakit yang mau terlibat dan menangani pasien.
Sehingga tidak semuanya dirujuk ke RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dampaknya antrean pasien aritmia tidak mengular hingga 2025. Apalagi yang disayangkan, dokter jantung spesialis aritmia tidak dilengkapi alat atau tidak disetujui rumah sakit tempatnya bernaung karena biaya penanganan yang tidak 'ramah' kantong bisnis.
Baca Juga: Alami Masalah Jantung Gara-Gara Kegemukan, Igor Saykoji Jalani Diet Ketat
5. Rendahnya Tindakan Ablasi FA
Ablasi fibrilasi atrium atau ablasi FA merupakan tindakan kateter ablasi, yaitu tindakan untuk detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung.
Ini karena keberhasilan tindakan semakin tinggi, tindakan ablasi sudah menjadi pilihan pertama. Obat-obatan hanya dapat meredam kemunculan aritmia tetapi tidak menyembuhkannya.
“Tindakan Ablasi FA dan ICD sangat membantu masyarakat yang mengidap aritmia. Berdasarkan data tahun 2021 hanya ada 84 tindakan Ablasi FA yang dilakukan di Indonesia. Dibandingkan negara tetangga, Malaysia, yang berhasil melakukan tindakan Ablasi FA sebanyak 191 tindakan di tahun 2020. Sedangkan Singapura, berhasil melakukan tindakan Ablasi FA sebanyak 143 tindakan di tahun yang sama," tutup dr. Suhu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda