Suara.com - Pakar kesehatan prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS., menyarankan lima kebijakan publik yang sebaiknya dilakukan pemerintah RI dalam menangani wabah infeksi cacar monyet. Penanganan itu bertujuan untuk mencegah penularan infeksi dan kematian pada pasien.
"Pertama adalah peningkatan pemahaman masyarakat luas dan utamanya kelompok risiko tinggi. Kedua, identifikasi kasus, atau terduga kasus yang hanya dapat dilakukan dengan surveilan yang ekstensif. Ketiga, isolasi kasus," tutur prof Tjandra yang mantan direktur WHO kepada suara.com, Selasa (31/10/2023).
Ada dua sistem isolasi yang bisa diterapkan. Yakni, pasien yang mulai bergejala sebaiknya juga melakukan isolasi sampai ada kepastian diagnosis infeksi cacar monyet. Juga apabila memang terbukti cacar monyet, maka harus isolasi sampai semua kelainan kulit hilang dan sudah tumbuh kulit baru yang bebas lesi.
Selanjutnya, cara pengendalian cacar monyet yang keempat dengan melakukan penelusuran kontak. Prof. Tjandra menyampaikan, dari 24 kasus yang ada di Indonesia saat ini hatus ditelusuri kontak erat yang pernah berhubungan dengan pasien.
"Semua yang pernah kontak dengan pasien itu harus di cek satu persatu, jangan sampai ada yang luput, dan kemudian di tindak lanjuti sesuai keadaan kesehatannya masing-masing," sarannya.
Cara pengendalian kelima berikutnya dengan pemberian vaksinasi, baik dalam bentuk PPV atau PEPV. Langkah kelima imi memang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan kepada kelompok rentan.
Hanya saja, prof. Tjandra mengatakan sebaiknya pemerintah memberi tahu jenis vaksin yang diberikan. Diketahui, jenis vaksin PEPV merupakan post exposure prevention vaccine yang diberikan pada orang-orang yang diduga tertular atau pernah kontak erat dengan pasien. Sedangkan vaksin PPV merupakan primary prevention vaccine yang di berikan pada kelompok risiko tinggi.
Sampai dengan 30 Oktober 2023, data Kementerian Kesehatan RI tercatat ada 24 kasus cacar monyet di Indonesia. Sementara itu, secara global datanya sudah ada 91.123 kasus mpox. Sebagian besar, atau 81,9 persen persen, ada di 10 negara dengan kasus terbesar, tertinggi di Amerika Serikat (30.636 ribu kasus) dan di urutan ke 10 adalah Tiongkok (satu-satunya negara Asia dengan 10 kasus terbanyak dunia) dengan 1.799 kasus.
Dominasi kasus secara gender yang ada di Indonesia mirip seperti yang ada di dunia. Di mana cacar monyet tersebut lebih banyak diidap oleh laki-laki.
Baca Juga: Penting Diperhatikan! Berikut Cara Isoman bagi Penderita Cacar Monyet
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi