"Dokter urologi dapat menggunakan laser untuk memecah batu ginjal menjadi fragmen kecil bahkan sampai menjadi pasir dan debu, kemudian alat penghisap dengan mudah mengeluarkannya atau bisa sisanya melalui urine", ujar dokter yang pernah meraih Best Poster Presentation in WCE (World Congress EndoUrology) 2010 di Barcelona tersebut.
Prinsip yang digunakan dalam metode RIRS ini terbilang menguntungkan karena pendekatan minimal invasif dapat mengurangi risiko komplikasi dan mempersingkat waktu pemulihan pasien. Prosedur ini juga memungkinkan dokter untuk memvisualisasikan dan mengobati batu ginjal bahkan lokasi yang sulit dijangkau dalam sistem kemih tanpa harus melakukan sayatan atau operasi terbuka.
Sebelum melakukan metode ini, pastikan pasien sudah menjalani laboratorium apakah mengalami infeksi, apabila diperlukan maka harus diobati infeksinya terlebih dahulu dan toleransi operasi untuk memastikan aman selama prosedur. Dengan CT Scan dipastikan lokasi, ukuran dan kekerasan batu pada Ginjal & saluran kemih lainnya, lanjut Prof. Nur Rasyid.
Perkiraan waktu yang diperlukan adalah kurang dari atau maksimal 2 jam guna menghindari risiko terjadinya komplikasi seperti sepsis atau pengaruh panas dari Laser yang berlebihan. Biasanya dokter spesilais urologi yang menangani pasien batu ginjal ini akan melakukan penjadwalan lagi, jika diperlukan penanganan lebih lanjut.
Bisa satu minggu, sebulan, maksimal sebelum 3 bulan untuk melakukan tindakan selanjutnya apabila dipasang selang DJ stent.
Tetap Rutin Konsultasi ke Dokter Urologi
Penting bagi pasien untuk tetap melakukan konsultasi ke dokter urologi setelah menjalani RIRS. Meskipun RIRS bisa berhasil dalam menghilangkan batu ginjal, tetapi pemantauan dan perawatan setelah prosedur juga menjadi penting. Beberapa alasan mengapa pasien perlu berkonsultasi dengan dokter urologi setelah RIRS antara lain.
1. Pemantauan Pemulihan
Dokter akan memantau kemajuan pemulihan pasien setelah RIRS. Dokter akan memeriksa apakah semua batu hilang atau mungkin memerlukan tindakan lanjutan. Jika pasien dalam kondisi baik, konsultasi tidak wajib dilakukan setiap bulan, tetapi maksimal satu tahun pasien wajib melakukan pemeriksaan USG.
Baca Juga: Relaksasi Kaki dengan Burenka, Wangi Khas Rempah Pilihan
2. Penilaian Kondisi Ginjal
Dokter akan mengevaluasi kondisi ginjal pasien setelah RIRS untuk memastikan ada komplikasi yang muncul pasca tindakan, seperti perdarahan, infeksi, atau penyumbatan saluran kemih. Dokter juga akan memeriksa fungsi ginjal untuk memastikan tidak terjadi kerusakan atau penurunan fungsi setelah prosedur.
3. Penentuan Pengobatan Lanjutan
Setelah RIRS, mungkin ada kebutuhan untuk pengobatan lanjutan. Dokter spesialis urologi akan merencanakan tindak lanjut, termasuk pengawasan untuk mencegah pembentukan batu baru dan menjaga pola makan atau gaya hidup pasien.
4. Edukasi dan Konseling
Dokter spesialis urologi akan memberikan edukasi pasien tentang langkah-langkah yang perlu diambil selama masa pemulihan dan memberikan konseling pencegahan batu ginjal dan pentingnya perawatan ginjal yang baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat