Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti perlunya mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap sistem kesehatan. Ia menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat memicu peningkatan penyakit menular dan berisiko menciptakan pandemi, serta penyakit tidak menular.
Budi menjelaskan bahwa perubahan iklim menyebabkan perubahan interaksi antara manusia dan hewan, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pandemi.
"Misalnya Asia bird flu dari dulu, kemudian ada covid katanya dari kelelawar," ujarnya dilansir ANTARA.
Budi juga menegaskan pentingnya mendeteksi patogen pada hewan sebelum menular ke manusia untuk mencegah wabah. Jika deteksi dilakukan setelah manusia tertular, penanganannya akan terlambat dan lebih mahal.
Perubahan iklim juga mengubah perilaku hewan, seperti nyamuk Aedes aegypti yang dapat meningkatkan kasus demam berdarah saat fenomena El Nino terjadi. Selain itu, perubahan iklim dapat berakibat pada masalah gizi karena naiknya permukaan air laut, mengurangi lahan pertanian di tengah pertumbuhan populasi manusia.
Budi juga mencatat bahwa perubahan iklim berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker kulit akibat paparan radiasi matahari yang lebih tinggi.
Untuk menghadapi ancaman ini, Budi menyatakan kerjasama dengan pihak-pihak seperti UNDP dan WHO guna memperkuat sistem kesehatan. Dengan upaya bersama, diharapkan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat dikelola dengan lebih baik.
Daftar Penyakit yang Berisiko Meningkat karena Perubahan Iklim
Perubahan iklim tak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia. Laman Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat memperparah penyebaran penyakit menular, seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya.
Baca Juga: Dubai Banjir Bandang Parah! Ilmuan Sebut Penyebabnya karena Ini
Suhu yang lebih hangat dan pola curah hujan tak menentu akibat perubahan iklim menjadi faktor utama. Cuaca panas dan lembab ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, pembawa virus dengue (demam berdarah) dan chikungunya. Nyamuk Anopheles, pembawa parasit malaria, juga senang dengan kondisi ini.
Gangguan habitat akibat perubahan iklim juga bisa membuat hewan liar yang membawa penyakit menular seperti kelelawar atau tikus lebih sering bersinggungan dengan manusia. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit seperti hantavirus, leptospirosis, dan plague.
Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan akses terhadap layanan kesehatan untuk masyarakat, terutama di daerah yang rentan terhadap penyakit menular. Pemantauan dan surveilans penyakit juga perlu diperkuat untuk mendeteksi dan menangani wabah dengan cepat.
Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kesehatan masyarakat yang serius. Upaya kolektif untuk memerangi perubahan iklim dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap penyakit menular sangatlah penting untuk melindungi kesehatan manusia dan masa depan planet ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar