Suara.com - Penyakit jantung dan pembuluh darah yang dikenal pula sebagai penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa setiap tahun lebih dari 17,8 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular juga merupakan penyebab kematian terbanyak.
Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang menyebabkan tingginya tingkat kematian di dunia. Menurut WHO, 85% kematian di dunia disebabkan oleh stroke dan serangan jantung. Serangan jantung sering terjadi pada laki-laki usia lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun.
Penyakit jantung bisa menyerang kapan saja dan siapa saja, tanpa mengenal usia dan status sosial. Gejalanya sering datang tiba-tiba dan banyak terjadi dalam kasus yang parah, sehingga penyebab serangan jantung sering diabaikan.
Faktor pemicu gejala jantung bisa berupa pola hidup buruk, seperti kurang olahraga, merokok, dan banyak mengonsumsi makanan berlemak.
Ketika seseorang stres, tubuh mereka mengeluarkan hormon kortisol yang membuat pembuluh darah menjadi kaku, dan hormon norepinephrine yang membuat tekanan darah naik.
Berikut beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung termasuk:
1. Kolesterol Tinggi
Tingginya kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis (pengerasan arteri).
Baca Juga: Tria The Changcuters Ambruk Saat Manggung, Begini Pertolongan Pertama Serangan Jantung
3. Diabetes
Pengidap diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, karena diabetes dapat mempercepat aterosklerosis dan meningkatkan kadar gula darah yang merusak pembuluh darah.
4. Merokok
Merokok merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko pembentukan plak serta gumpalan darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
6. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan berkontribusi pada obesitas dan masalah metabolik.
7. Diet Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, garam, dan gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
8. Stres
Stres kronis dapat mempengaruhi kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah dan berkontribusi pada kebiasaan hidup tidak sehat seperti merokok atau makan berlebihan.
9. Riwayat Keluarga
Bila ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, risiko Anda mungkin lebih tinggi.
10. Usia dan Jenis Kelamin
Risiko penyakit jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, pria umumnya memiliki risiko lebih tinggi di usia yang lebih muda dibandingkan wanita, meskipun risiko bagi wanita meningkat setelah menopause.
Oleh karena itu penting untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Apalagi dengan perkembangan teknologi di bidang Kesehatan akan mempermudah pasien dalam mendapatkan layanan Kesehatan, termasuk layanan Kesehatan jantung.
Itu pula yang mendasari BraveHeart Center hadir untuk memberikan layanan dengan peralatan modern dan terkini serta didukung oleh tim medis yang berpengalaman serta fasilitas diagnostic yang lengkap, sehingga mampu menangani kasus – kasus kompleks pada jantung, pembuluh darah, serta otak.
Seiring berkembangnya teknologi dan inovasi dalam penanganan penyakit jantung, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS selaku ketua tim dokter BraveHeart berinisiasi mengadakan diskusi ilmiah tentang “Structural Cardiac Intervantion Update” pada 11 Agustus 2024 di Jakarta.
Diskusi ilmiah ini digelar untuk transfer of knowledge dengan menghadirkan para narasumber dan panelis yang ahli seperti, Prof. Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, Sp.JP (K) yang mengangkat tema “Role of Interventional Imaging in SCI”, Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D, Sp.PD -KKV yang berbagi pengalaman dengan pengetahuan mendalam dan keterampilan klinis yang tinggi terhadap tindakan kasus jantung yang kompleks.
Tidak hanya narasumber dari Indonesia, hadir pula Dr. Kwan S. Lee, M.B, B.Ch, M.D, ahli jantung intervensi dari Mayo Clinic di Amerika Serikat yang memiliki keahlian dalam penyakit koroner kompleks dan intervensi jantung struktural.
Dr. Kwan S. Lee adalah bagian dari komite American College of Cardiology dan Society for Cardiovascular Angiography & Interventions, dengan minat khusus pada aktivitas masyarakat internasional di Asia Tenggara.
Ia banyak berbagi pengalaman dan keahlian terkait kombinasi pencitraan koroner, fisiologi, kecerdasan buatan (artifical intelligence - AI), dan teknologi laboratorium kateterisasi lanjutan (Advance Cath Lab) untuk hasil PCI yang optimal.
Sederet panelis yang terdiri dari para ahli jantung yaitu Dr. dr. Doni Firman, Sp.JP (K), FIHA dan dr. Celly A. Atmadikoesoemah, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, MMedEd ikut berinteraksi dan memandu diskusi ini menjadi semakin sangat produktif dan mengeksplorasi wawasan dan perspektif yang beragam dari berbagai narasumber.
“Tujuan adanya RTD Structural Cardiac Intervention Update ini adalah sebagai exchange knowledge agar pusat layanan kesehatan jantung ini menjadi layanan terpadu untuk kesehatan jantung, pembuluh darah dan otak,” kata Dr. Yamin.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa pusat kesehatan jantungnya berkomitmen memberikan layanan terbaik dalam tatalaksana penyakit jantung (penyakit jantung koroner, gangguan irama, gangguan struktur katub dan sekat jantung, penyakit jantung bawaan, dan penyakit pembuluh darah tepi).
Menariknya penangananya kelainan tersebut dapat dilakukan secara invasif non-bedah atau dengan tindakan bedah tergantung kasus per kasus.
Penyakit jantung anak juga ikut menjadi fokus penanganan tim. Pengelolaan pasien rawat jantung intensif juga menjadi bagian kompetensi tim BraveHeart.
Selain pengobatan, timnya juga aktif dalam proses pencegahan penyakit (misalnya penyakit jantung koroner dan ancaman kematian jantung mendadak).
Dan yang menjadi prioritas utama, pusat kesehatan jantungnya didukung oleh tim medis profesional, kompeten dan berpengalaman lebih dari 40 tahun di bidangnya, seperti Dokter Spesialis Jantung, Dokter Bedah Thorax dan Kardio Vascular, Dokter Spesialis Saraf dan Dokter Spesialis Bedah saraf. Serta didukung oleh Paramedis, staf non-medis yang handal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis