Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah segera mengatur takaran gula dalam makanan dan minuman anak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus pada anak.
"Sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian terhadap bahaya gula, seperti perhatian yang telah diberikan pada bahaya rokok," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, Selasa (26/11/2024).
Menurutnya, regulasi berupa pencantuman takaran gula pada kemasan makanan anak sangat diperlukan agar orang tua lebih memahami kandungan gula yang dikonsumsi anak-anak mereka.
Piprim mencontohkan, pemerintah dapat mengatur pencantuman kadar gula pada kemasan, misalnya menyatakan bahwa satu minuman manis setara dengan berapa sendok gula pasir.
Menurutnya, langkah ini dapat membantu menekan peningkatan prevalensi diabetes melitus pada anak, yang menurut data IDAI meningkat 70 kali lipat sejak tahun 2010.
Piprim menyoroti minimnya perhatian terhadap bahaya gula dibandingkan rokok. "Kalau rokok ada tulisan 'rokok dapat membunuhmu', tetapi pada gula belum ada peringatan serupa," katanya.
Ia menyebut bahwa sebagian besar makanan dan minuman di pasaran mengandung gula atau pemanis buatan, yang jika dikonsumsi terus menerus, dapat membahayakan kesehatan anak.
Konsumsi makanan dengan kadar gula atau karbohidrat cepat serap, menurut Piprim, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti penurunan drastis. Hal ini memicu anak menjadi mudah lapar, rewel, dan mengalami adiksi terhadap gula.
"Lingkaran setan ini akan menyebabkan anak mengalami over-kalori, over-nutrisi, dan akhirnya berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal," jelasnya.
Untuk melindungi anak-anak dari risiko kesehatan, Piprim menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi konsumsi gula anak. Ia juga mendorong pemerintah segera merancang kebijakan untuk membatasi takaran gula pada produk makanan anak dan mencantumkan peringatan bahaya konsumsi gula berlebih.
Pencegahan konsumsi gula berlebihan pada anak, menurut IDAI, adalah langkah penting untuk melindungi generasi muda dari ancaman diabetes melitus dan penyakit tidak menular lainnya. (antara)
Berita Terkait
-
Tak Cuma Gula, Nasi dan Tepung Juga Biang Keladi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
-
Ahli Gizi: Susu untuk Program Makan Bergizi Gratis Sebaiknya Bebas Gula Pasir
-
Takut Diabetes Keturunan? Ini Tips Ampuh Ampuh Mencegahnya dari Dokter UI!
-
Cara Baca Label Kemasan Makanan dengan Benar, Cegah Obesitas dan Diabetes!
-
Daftar 5 Minuman Penurun Gula Darah, Bisa Cegah Diabetes!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek