Sistem imun yang telah terlatih kemudian menjadi waspada dan siap untuk mencari serta menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh, seolah-olah mereka adalah penyerbu asing.
Pendekatan yang dipersonalisasi ini merupakan lompatan besar dari kemoterapi atau radioterapi tradisional yang seringkali merusak sel-sel sehat di sekitarnya.
Membedah Klaim "Efikasi 100%", Apa Artinya?
Klaim "efikasi 100%" dan "keamanan penuh" yang diberitakan berasal dari hasil uji coba praklinis dan uji klinis fase awal.
Satu laporan menyebutkan uji coba vaksin Enteromix untuk kanker kolorektal melibatkan 48 relawan, di mana hasilnya menunjukkan penyusutan tumor tanpa efek samping serius.
Laporan lain menyebutkan studi praklinis pada hewan menunjukkan kemampuan menekan pertumbuhan tumor dan metastasis.
Di sinilah kita perlu memahami konteks uji klinis.
1. Praklinis
Uji coba dilakukan pada hewan (misalnya tikus) di laboratorium. Hasil yang menjanjikan di tahap ini adalah syarat untuk melanjutkan ke pengujian pada manusia, tetapi tidak selalu menjamin hasil yang sama pada manusia.
2. Uji Klinis Fase I
Baca Juga: Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
Fase pertama pada manusia melibatkan kelompok kecil (biasanya kurang dari 100 orang). Tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi keamanan, menentukan dosis yang aman, dan mengidentifikasi efek samping.
3. Uji Klinis Fase II
Melibatkan kelompok yang lebih besar untuk menilai efikasi (apakah vaksin bekerja) dan terus memantau keamanan.
4. Uji Klinis Fase III
Melibatkan ribuan peserta untuk mengonfirmasi efikasi, memantau efek samping, dan membandingkannya dengan pengobatan yang sudah ada.
Klaim "efikasi 100%" kemungkinan besar berarti bahwa pada kelompok kecil di fase awal, semua peserta menunjukkan respons positif, seperti penyusutan tumor.
Berita Terkait
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
Putin Selalu Bawa Pulang Urin dan Kotoran BAB Usai Kunjungan Luar Negeri, Alasannya Nggak Main-main!
-
Viral Jejak Kim Jong Un Dihapus Usai Bertemu Putin di China, Bawa Toilet ke Luar Negeri!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?