Health / Parenting
Rabu, 17 September 2025 | 08:26 WIB
Ilustrasi anak makan makanan (pexels/bulatovic)
Baca 10 detik
  • Alergi makanan adalah reaksi imun spesifik dan terus meningkat, terutama pada anak
  • Berbeda dari intoleransi, alergi menimbulkan reaksi berulang terhadap makanan tertentu
  • Susu sapi, telur, kacang-kacangan, dan seafood jadi penyebab alergi paling umum pada anak
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Alergi makanan merupakan masalah kesehatan yang terus meningkat dan perlu diwaspadai, khususnya pada anak-anak.

Apa Itu Alergi Makanan?

Dr. Endah Citraresmi, Sp.A, Subsp.A.Im (K) memaparkan bahwa reaksi tubuh yang tidak diinginkan setelah mengonsumsi makanan tertentu disebut adverse food reaction.

Hal ini dipaparkan dalam seminar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui zoom, Selasa (16/9/2025).

“Kalau kita memakan makanan tertentu dan kemudian ada timbul reaksi yang tidak diinginkan, itu payung besarnya adalah adverse food reaction,” ucapnya.

Adverse food reaction terbagi menjadi dua:

  • Reaksi yang dimediasi imun, termasuk alergi makanan.
  • Reaksi yang tidak dimediasi imun, seperti intoleransi makanan.

Intoleransi makanan merupakan kondisi yang lebih umum terjadi.

Contohnya adalah intoleransi laktosa, di mana tubuh kekurangan enzim laktase sehingga tidak dapat memecah laktosa yang terdapat dalam susu.

“Yang paling terkenal adalah intoleransi laktosa, di mana orang yang kekurangan enzim laktase ini tidak bisa memetabolisme laktosa pada susu sehingga terjadi gangguan pencernaan,” terang Dr. Endah.

Baca Juga: Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah

Berbeda dengan alergi, anak yang mengalami intoleransi laktosa masih dapat mengonsumsi susu sapi dalam bentuk bebas laktosa atau dalam jumlah kecil.

Selain intoleransi, reaksi non-imun juga bisa berasal dari kandungan farmakologi makanan.

“Contohnya minum kopi berdebar-debar atau buang air kecil terus, itu adalah karena kandungan farmakologi dari kafein,” ungkapnya.

Perbedaan Alergi Makanan dengan Intoleransi

Alergi makanan merupakan reaksi imun yang spesifik terhadap suatu makanan.

Kata kunci dalam alergi makanan adalah reaksi yang berulang.

“Harusnya kan kita makan telur enak, kenyang. Tapi buat anak yang alergi telur, dia timbul bentol, dia timbul sesak misalnya. Kata kunci lainnya adalah dia harus berulang, jadi saat dipajankan terhadap telur kembali, gejala yang sama akan muncul,” papar Dr. Endah.

Ilustrasi alergi anak

Kasus alergi makanan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Data menunjukkan sekitar 2-10 persen populasi mengalami alergi makanan yang dimediasi oleh antibodi IgE.

“Saat ini data menunjukkan bahwa sekitar 2-10 persen populasi itu mengalami alergi makanan yang dimediasi IgE,” kata Dr. Endah.

Pada anak di bawah usia lima tahun, prevalensinya lebih tinggi, yaitu 6-8 persen, dibandingkan dengan orang dewasa yang berada di angka 3-4 persen.

Peningkatan ini disebut sebagai second wave epidemi alergi, di mana pada gelombang pertama alergi yang meningkat adalah alergi saluran napas seperti asma.

“Wave pertama adalah alergi saluran napas. Tapi second wave sekarang adalah alergi makanan. Dan ini sudah mulai diikuti di Indonesia,” jelasnya.

Makanan yang Paling Sering Menyebabkan Alergi

Dr. Endah menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen alergi makanan disebabkan oleh delapan kelompok makanan, terutama pada anak-anak.

“Di bayi itu paling sering adalah susu sapi dan telur, termasuk gandum, dan sedikit dari kacang kedelai. Pada anak yang lebih besar, sering kali kacang tanah, tree nuts seperti walnut dan almond, serta seafood seperti udang dan kerang, beserta ikan,” jelasnya.


Reporter: Maylaffayza Adinda Hollaoena

Load More