- Sekolah Farmasi ITB mengembangkan teknologi CERA-CARE BIOME™ untuk menjaga kesehatan kulit bayi melalui kombinasi Ceramide, Oat, dan Microbiome.
- Inovasi ini memperkuat skin barrier, menenangkan kulit sensitif, dan menyeimbangkan microbiome alami kulit bayi.
- ITB menegaskan riset ini sebagai langkah nyata kontribusi akademik dalam bidang kesehatan bayi dan anak di Indonesia.
Suara.com - Kulit bayi memiliki karakter yang lembut namun sangat rentan terhadap iritasi dan kekeringan. Lapisan pelindungnya atau skin barrier belum terbentuk sempurna, sehingga membutuhkan perawatan yang bukan hanya lembut, tapi juga benar-benar melindungi.
Melihat kebutuhan itu, Gently Baby bersama Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan inovasi berbasis riset, Cera-Care Biome, teknologi pertama di Indonesia yang menggabungkan kekuatan Ceramide, Oat, dan Microbiome untuk menjaga kesehatan kulit bayi dan anak secara menyeluruh.
Teknologi ini bekerja dengan sistem tiga lapis perlindungan yang saling melengkapi. Ceramide berperan sebagai pelindung utama yang memperkuat skin barrier bayi. Lapisan ini penting karena kulit bayi secara alami memiliki kadar ceramide yang lebih rendah dibanding orang dewasa, sehingga lebih mudah kehilangan kelembapan.
“Kandungan Ceramide sangat penting untuk memperkuat skin barrier bayi. Dengan teknologi Cera-Care Biome, kekuatan 5X Ceramide membantu mengunci kelembapan alami kulit sekaligus mencegah penguapan berlebih,” jelas Nyoman Anjani, CEO & Co-founder Gently Baby.
Hasilnya, kulit bayi tetap lembap, halus, dan terlindungi dari risiko iritasi akibat faktor lingkungan. Sementara itu, ekstrak Oat di dalam formulasi Cera-Care Biome berperan menenangkan kulit sensitif berkat sifat alaminya yang anti-inflamasi.
Oat mengandung senyawa avenanthramides yang mampu meredakan kemerahan dan gatal ringan pada kulit bayi.
“Kulit bayi sangat rentan mengalami iritasi karena belum berkembang sempurna. Kandungan seperti Oat membantu menenangkan kulit yang sensitif sekaligus menjaga kelembapannya,” ungkap dr. Ian Sutedja, dokter spesialis anak yang turut hadir dalam penandatanganan kerja sama antara Gently Baby dan ITB.
Tak kalah penting, Lactobacillus Ferment Lysate sebagai komponen microbiome di dalamnya membantu menjaga keseimbangan flora alami kulit. Microbiome yang seimbang berperan sebagai garis pertahanan pertama terhadap bakteri jahat dan faktor penyebab iritasi.
Dengan begitu, kulit bayi tidak hanya terlindung dari luar, tapi juga sehat dari dalam. “Lactobacillus Ferment Lysate dalam Cera-Care Biome membantu menyeimbangkan microbiome kulit bayi, sehingga kulit tetap sehat, lembap, dan terlindungi dari iritasi,” tambah Nyoman.
Baca Juga: Ashanty Pamer Rutinitas Skincare Super Lengkap, tapi Netizen Soroti Wajahnya yang Terlihat Kurus
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, menyebut kerja sama ini sebagai bentuk kontribusi nyata antara akademisi dan industri dalam menciptakan inovasi yang berdampak.
“Kami berharap hasil riset ini bisa menjadi tonggak bagi teknologi perawatan kulit bayi dan anak di tanah air,” ujarnya.
Melalui inovasi Cera-Care Biome, Gently Baby ingin mempertegas komitmennya dalam menghadirkan produk perawatan kulit bayi yang natural, aman, dan berbasis sains.
Setiap langkah pengembangannya berakar pada riset mendalam, dengan satu tujuan, memastikan setiap sentuhan pada kulit bayi membawa manfaat nyata bagi kesehatan dan perlindungannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi