Health / Parenting
Senin, 01 Desember 2025 | 18:36 WIB
Ilustrasi bayi prematur. (Shutterstock)
Baca 10 detik
  • Indonesia menempati urutan kelima dunia dalam angka kelahiran prematur, sekitar 675.700 bayi per tahun.
  • Edukasi intensif digelar oleh Nestlé bersama NICU untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan merawat bayi prematur.
  • Asupan gizi awal, termasuk ASI dan fortifier, serta dukungan emosional orang tua sangat menentukan hasil jangka panjang.

“Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk mengedukasi dan mendampingi orang tua agar tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal,” ujarnya.

Prematuritas bukan hanya situasi klinis, tetapi perjalanan emosional dan psikologis yang memengaruhi seluruh keluarga.

Ketangguhan Orang Tua: Kisah yang Jarang Tersorot

Dalam sesi berbagi inspirasi, aktris Arumi Bachsin menceritakan pengalaman emosionalnya merawat anak yang lahir prematur.

“Setiap detik terasa berharga, namun juga dipenuhi kekhawatiran,” ungkap Arumi.

Bayi prematur sering kesulitan menyusu, sehingga saya harus berjuang memompa ASI dan memberikannya sedikit demi sedikit. Setiap tetes terasa seperti harapan baru.”

Ia mengenang dukungan tenaga kesehatan sebagai hal yang membuat proses ini lebih bisa dijalani—bahkan di tengah rasa takut dan kelelahan.

“Ada momen kecil seperti senyuman pertama atau berat badan yang bertambah sedikit demi sedikit. Semua itu membuat perjuangan ini terasa berarti.”

Cerita seperti ini memperlihatkan bahwa perjalanan bayi prematur adalah upaya bersama antara keluarga dan tenaga kesehatan.

Baca Juga: MDP Jelaskan Perannya sebagai Penegak Disiplin Tenaga Medis-Kesehatan

Siapkah Kita Menghadapi Krisis Ini?

Dengan beban kelahiran prematur yang tinggi, pertanyaannya bukan lagi apakah Indonesia menghadapi krisis—melainkan seberapa siapkah kita?

Vera N. Gozali, Category Marketing Manager LACTOGROW, menyampaikan: “Setiap langkah kecil tenaga kesehatan berarti besar bagi masa depan generasi yang lebih sehat dan tangguh.”

Kelahiran prematur adalah tantangan besar, namun bukan tanpa harapan. Dengan edukasi, kolaborasi, dan dukungan yang tepat sejak awal kehidupan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menurunkan angka kematian bayi dan memperbaiki masa depan anak-anak prematur di seluruh negeri.

Load More