Suara.com - Wisata safari di cagar alam Maasai Mara biasanya penuh pengunjung di musim panas, berbarengan dengan migrasi tahunan satwa liar di Kenya dan Tanzania.
Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata ambruk total.
Alhasil, mulai dari penjual suvenir, pembuat cendera mata, hingga pemandu wisata kehilangan pemasukan.
Di kota Narok, Kenya, para pengrajin manik-manik berharap pada upaya pemerintah untuk mengangkat pembatasan perjalan lokal dan internasional.
"Dalam enam bulan terakhir, kami sudah kehilangan hampir 800 juta dolar pendapatan bagi pemerintah. Kami tentu berharap bisa memperoleh 2 miliar dolar pendapatan bagi pemerintah dari sektor pariwisata. Tapi, akibat pandemi, kami menderita banyak kerugian," ujar Sekretaris Kabinet Kenya bidang Pariwisata dan Margasatwa, Najib Balala, dilansir VOA Indonesia.
Dengan sedikitnya jumlah turis yang datang, banyak pedagang suvenir yang tutup sehingga para pengrajin pun kesulitan mendapatkan penghasilan.
Noltapari Kisemei memimpin kelompok pengrajin perempuan yang beranggotakan 3.000 orang.
Pendapatan mereka anjlok hingga sepersekian dari penghasilan rata-rata per bulan sebesar 100 dolar, di mana mereka dan keluarga mereka menggantungkan diri.
"Sebagai pemimpin para perempuan di sini, hampir semuanya mengharapkan jawaban dari saya terkait bagaimana caranya bertahan di tengah pandemi. Saya benar-benar tidak berdaya dan bingung harus mengatakan apa kepada mereka dan bagaimana kita bisa melewati masalah ini," ujar Noltapari.
Baca Juga: Seorang Pemburu yang Diyakini Bunuh 500 Gajah Dihukum Penjara 30 Tahun
Untuk membantu para pengrajin bertahan, sejumlah lembaga bantuan lokal telah mendonasikan makanan.
Salah satunya dilakukan Amos Kipeen dari Pusat Pemberdayaan Komunitas Mara Discovery.
"Ketika mereka juga tidak memiliki keahlian lain dalam hidup, karena tidak bersekolah, kemampuan mereka sangatlah terbatas. Maka, jika satu pintu tertutup, mereka tidak punya jalan lain untuk mendapat kesempatan kerja," ujarnya.
Pemerintah Kota Narok juga mengatakan bahwa mereka menyediakan bantuan makanan bagi sekitar 800 keluarga di kawasan tersebut.
"Kami bahkan harus menyalurkan bantuan makanan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan suaka margasatwa, karena mereka amat sangat terdampak oleh tutupnya usaha di sana," tutur Gubernur Narok, Samuel Tunai.
Sementara wisata safari Kenya perlahan bangkit, warga setempat mencoba tetap bertahan dan berharap gerombolan wisatawan bisa segera kembali berkunjung dan menyamai jumlah satwa liar di sana.
Berita Terkait
-
Pegadaian Hadirkan Safari Dakwah Bersama KH Abdullah Gymnastiar untuk Perkuat Nilai Spiritual
-
Senayan Membara: Demo Mahasiswa Berujung Ricuh, Bom Molotov Meledak di Tengah Aksi
-
Pramono Pertimbangkan Buka Ragunan Malam Hari : Tak Perlu Ke Taman Safari Lagi
-
Resmi Lanjut Season 3, One Piece Live-Action akan Syuting di Afrika Selatan
-
Mengenal Lebih Dekat Herve Renard, Lawan Patrick Kluivert yang Berjuluk Pangeran Afrika
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Apa Saja Syarat Pendaftaran Beasiswa LPDP? Primus Yustisio Minta Seleksi Lebih Transparan
-
Berapa Gaji PMO Koperasi Merah Putih? Ini Syarat dan Cara Daftar
-
Belajar dari Jepang, CORE Indonesia Dorong Pemanfaatan Budaya untuk Pertumbuhan Ekonomi
-
Permintaan AC Terus Meningkat, Bisakah Teknologi Baru Mengurangi Emisi?
-
Karier Gemilang Denny Sumargo di Dunia Basket, Disebut Lebih Cocok Jadi Menpora
-
Indomie Soto Banjar Mengandung Zat Pemicu Kanker? Ini Kata Otoritas Taiwan dan BPOM
-
6 Rekomendasi Sepatu Lari Pria di Bawah Rp500 Ribu, Tetap Stylish dan Nyaman
-
Ustaz Khalid Basalamah Pakai Kuota Haji Khusus Bermasalah, Ini Beda Biaya Haji Khusus Vs Furoda
-
Mundur dari DPR RI, Mengintip Isi Garasi Rahayu Saraswati
-
Kapan Pengangkatan PPPK Paruh Waktu 2025? Simak Jadwal dan Mekanismenya