Suara.com - Perhatian berbeda ditujukan publik dalam kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Jakarta baru-baru ini. Pasalnya, seorang wanita cantik berhijab tampak terus mengikuti pria 70 tahun tersebut.
Usut punya usut, wanita tersebut adalah seorang penerjemah resmi Presiden Erdogan yang diketahui bernama Fatima Qawuqji Abu Shanab (Nama Palestina) atau Fatima Gulhan Kavakci Abushanab (Nama Turkiye). Dalam kunjungannya terlihat, ia tampil formal dengan blazer dan hijab.
"Ramai yang komen semalam tentang gadis berhijab yang menjadi penterjemah rasmi Presiden Erdogan yaitu Fatima Kavakci. Latar belakang pendidikan dalam bidang hubungan Internasional," tulis akun @wanzz.official2 di TikTok seperti Suara.com kutip pada Kamis (13/2/2025).
Lantas siapa Fatima Qawuqji Abu Shanab yang rupanya diangkat Presiden Erdogan menjadi penerjemah sejak 2021 silam? Berikut profilnya.
Dikutip Spirit oh Aqsa, Fatima pertama kali terlihat bersama Presiden Erdogan dalam pertemuan di sela-sela KTT NATO di Brussels, Belgia, pada Juni 2021 lalu ketika bertemu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Rupanya, Fatima adalah perempuan keturunan Palestina-Turki. Ayahnya, Ali Ahmad Abu Shanab, adalah keturunan Palestina, sementara ibunya, Merve Kavakci, adalah warga negara Turki yang kini menjabat sebagai Duta Besar Turki untuk Malaysia.
Sebagai anak dari dua budaya besar, Fatima tumbuh dengan pemahaman yang luas tentang isu-isu internasional, terutama yang berkaitan dengan dunia Islam.
Pendidikan tinggi dalam bidang Hubungan Internasional semakin memperkaya wawasannya dalam dunia diplomasi dan politik global.
Dilahirkan dari Ibu Pejuang Muslimah Turki
Baca Juga: Inspirasi Outfit ke Pantai Wanita Berhijab, Bisa Contek Gaya 8 Artis ini
Fatima lahir dari ibu yang luar biasa, Profesor Dr. Merve Kavakci, seorang ikon perjuangan Muslimah di Turki. Ibunya tidak hanya seorang politikus, tetapi juga seorang hafizah yang telah menghafal 30 juz Al-Qur'an.
Pada tahun 1999, Merve Kavakci terpilih sebagai anggota parlemen Turki dari Partai Fazilet yang dipimpin oleh Necmettin Erbakan. Namun, karena mengenakan hijab, ia diusir dari parlemen oleh kelompok sekuler.
Tidak hanya itu, pemerintah sekuler saat itu bahkan mencabut kewarganegaraannya, menjadikannya simbol perlawanan terhadap diskriminasi terhadap Muslimah berhijab di Turki.
Saat Erdogan berkuasa di Turki, keadilan akhirnya ditegakkan. Seluruh hak Merve Kavakci dikembalikan, dan ia diberi kehormatan sebagai Duta Besar Turki untuk Malaysia.
Kisah perjuangan ibunya menjadi inspirasi besar bagi Fatima dalam meniti karier di dunia diplomasi.
Penerjemah Andalan Presiden Erdogan di Panggung Internasional
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow