Suara.com - Nama Dirgayuza Setiawan turut diperbincangkan setelah pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 menuai sorotan publik.
Sejumlah pakar hukum internasional mengkritisi pernyataan dalam pidato tersebut, menilai adanya potensi inkonsistensi dengan prinsip non-recognition dalam hukum internasional.
Kritikan ini salah satunya diarahkan pada sosok penyusun pidato, yang kemudian dikaitkan dengan Dirgayuza Setiawan.
Di media sosial, sejumlah analis menilai teks pidato Prabowo seolah "menurunkan bobot" tragedi kemanusiaan di Gaza dengan menyebutnya sebagai "humanitarian catastrophe" alih-alih "genocide".
Sejumlah analis menduga, Dirgayuza adalah sosok yang berperan dalam merancang teks pidato tersebut. Lantas siapakah Dirgayuza?
Meski belum ada konfirmasi resmi dari Istana maupun Dirgayuza sendiri, isu ini memperkuat pandangan publik bahwa ia memiliki peran signifikan dalam strategi komunikasi Presiden di level global.
Latar Belakang Pendidikan dan Aktivitas Awal
Dirgayuza Setiawan lahir di Jakarta pada 15 Mei 1989. Ia menempuh pendidikan S1 di bidang Media Communications di Melbourne University.
Semasa kuliah, Yuza aktif sebagai penulis blog profesional di Rantang.com.au, sebuah platform milik ABC Radio Australia. Ia juga aktif di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia, bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum pada 2010–2011.
Baca Juga: Pidato di Sidang Umum PBB, Prabowo Langsung Dapat Sapaan Spesial dari Trump
Tak hanya itu, Yuza pernah menggagas serial dokumenter Lingkar Ide yang menampilkan profil peneliti Indonesia di Australia. Karya ini tayang di YouTube dan mendapat respons positif. Pada 2011, ia mendirikan platform www.idenesia.com (Ide untuk Indonesia) bersama rekannya, sekaligus meraih penghargaan Global Changemaker dari British Council di tahun yang sama.
Dari segi pendidikan lanjut, Yuza mengikuti Executive Program in International Business di Tsinghua University, China (2013). Ia kemudian melanjutkan studi Master of Social Science of the Internet (M.Sc) di Oxford University, Inggris (2015–2016).
Karier Profesional dan Politik
Yuza dikenal sebagai technologist, penulis, dan praktisi bisnis. Ia telah menerbitkan lebih dari sepuluh buku seputar teknologi dan media sosial, termasuk panduan praktis tentang Mac OS, Facebook, Twitter, Keynote, dan Blackberry. Ia juga menjadi editor buku Strategi Transformasi Bangsa karya Prabowo Subianto.
Dalam dunia profesional, Yuza pernah bekerja sebagai konsultan di PT McKinsey Indonesia (2017–2020). Ia juga mendirikan dan menjabat Komisaris PT Lestari Bumi Pertiwi sejak 2021, serta sempat menjadi Wakil Direktur Utama PT Agro Industri Nasional (2020–2022).
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Pemasaran di PT Angkasa Transportindo Selaras (2022) serta Ketua Tim Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan (2021–2022). Kemudian sejak 2023, ia menjabat sebagai Direktur Bisnis Development dan Portofolio ID FOOD.
Karier politik Yuza bermula saat ia bergabung dengan Tunas Indonesia Raya, organisasi sayap Partai Gerindra, di usia 24 tahun. Ia juga pernah menjadi wakil Jawa Barat di Parlemen Muda Indonesia 2012, aktif mendorong penggunaan media sosial oleh politisi agar lebih dekat dengan masyarakat.
Pengalamannya di ranah politik dan kepenulisan ini disebut-sebut membuatnya dekat dengan lingkaran Prabowo. Bahkan pada 2019 lalu, ia didapuk menjadi Lead Speechwriter Prabowo-Sandi 2019. Sementara itu sejak 2025, ia merupakan Staf Khusus Presiden bidang Pendidikan.
Demikian itu informasi soal profil Dirgayuza Setiawan. Apabila benar ditunjuk sebagai penyusun pidato maka kiprahnya akan semakin disorot publik.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
Terkini
-
Hukum Mengonsumsi Ikan Hiu Menurut Islam usai Geger Keracunan MBG, Halal atau Haram?
-
Tasya Farasya Cuma Minta Rp100 ke Ahmad Assegaf, Emang Bisa Buat Apa Saja?
-
Rahasia Kecantikan Ayu Ting Ting, Masuk Daftar 100 Wanita Tercantik 2025
-
Sparks Fashion Academy Gandeng UMKM: Lahirkan Fashionpreneur Muda dan Dorong Ekonomi Kreatif
-
Makna Mendalam "Om Shanti Shanti" yang Diucapkan Prabowo saat Pidato di PBB, Viral sampai India
-
Ayu Ting Ting Masuk Nominasi 100 Wanita Tercantik di Dunia 2025, Pendapat Netizen Terbelah
-
Pendidikan dr. Tan Shot Yendan, Berani Kritik Program MBG Tak Bergizi Seimbang
-
4 Artis Jualan Peyek: Punya Pinkan Mambo Viral Jadi Omongan, Harganya Rp150 Ribu
-
Sangun Ragahdo Anak Siapa? Pengacara Tasya Farasya Punya Latar Belakang Mentereng
-
Sate Kere, Kuliner Legendaris Solo dan Jogja yang Punya Sejarah Unik