Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 26 September 2025 | 20:13 WIB
Menu Makan Bergizi Gratis di Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Rabu, 24 September 2025. (Suara.com/Tantri A.I)

Suara.com - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG merupakan bagian yang turut menyiapkan makanan pada program Makan Bergizi Gratis atau MBG. Namun setelah ramai siswa keracunan, masyarakat mungkin penasaran bagaimana cara kerja SPPG sediakan menu MBG yang memicu banyak kejadian tersebut.

Sorotan pada SPPG kemudian muncul lantara seharusnya bagian ini adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan semua makanan yang diberikan cukup dari segi gizi, higienitas, dan pengemasan yang rapat untuk didistribusikan ke sekolah.

Namun dengan banyaknya kejadian keracunan, masyarakat mempertanyakan bagaimana cara kerja ideal dan apa yang dilakukan oleh SPPG, hingga bisa memicu hal yang tidak diinginkan ini.

Cara Kerja SPPG secara Ideal

Secara ideal, sebenarnya cara kerja SPPG telah memiliki prosedur yang cukup jelas. Beberapa langkah yang idealnya dilalui adalah sebagai berikut:

1. Proses penentuan menu

Terrdapat sedikitnya 300 menu yang dimiliki oleh BGN, dan memberikan keleluasaan bagi masing-masing daerah untuk membuatnya dengan berkolaborasi dengan ahli gizi setempat.

2. Pemilihan bahan baku dan pemeriksaan kualitas

Setelah penentuan menu, petugas SPPG kemudian menentukan apa saja bahan baku yang diperlukan dan memastikan seluruh kualitas bahan bakunya. Proses ini dilakukan dengan menggunakan APD demi menjaga higienitas bahan baku yang akan digunakan.

Baca Juga: Pegawai BGN dalam Program MBG Apakah Terima Gaji dan Tunjangan? Ini Rinciannya

3. Dimasak dan diletakkan di wadah makanan

Bahan makanan yang telah dipastikan higienis dan bernutrisi kemudian dimasak dan diletakkan di wadah makanan berbahan stainless steel. Setelah ditutup rapat, wadah ini ditata sedemikian rupa di mobil box untuk didistribusikan.

Tentu, ompreng yang digunakan juga dijaga higienitasnya dan dibersihkan dengan baik setelah dan sebelum digunakan untuk memastikan standar food safety terpenuhi.

karyawan MBG (Suara.com/Iman Firmansyah)

Lalu Mengapa Banyak Kejadian Keracunan pada Siswa?

Meski terdapat prosedur ideal yang seharusnya diterapkan oleh semua SPPG, namun nyatanya masih cukup banyak kejadian terkait keracunan yang dialami oleh siswa.

Tentu, hal ini menjadi kabar buruk bagi orang tua murid, karena seharusnya MBG yang diberikan menambah asupan nutrisi, bukan justru membuat anak kesayangannya mengalami keracunan makanan.

Jika dipetakan, terdapat tiga alasan besar mengapa keracunan ini terjadi di beberapa daerah. Ketiga alasan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Proses memasak yang terlalu awal. Di beberapa lokasi, SPPG memasak menu MBG terlalu dini sehingga makanan yang sudah siap disimpan terlalu lama sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah. Hal ini meningkatkan risiko penurunan kualitas, hingga pembusukan yang lebih cepat.
  • Pengemasan makanan saat masih panas. Makanan yang masih panas dan beruap dikemas sehingga uap air yang ada di dalamnya terperangkap. Hal ini membuat makanan lebih cepat basi sehingga menjadi tempat berkembang biaknya mikroba.
  • Distribusi yang terlalu lama. Menjadi efek berantai dari dua poin sebelumnya, distribusi yang terlalu lama juga jadi salah satu penyebab kenapa makanan yang diberikan tidak lagi dalam kondisi segar. Hal ini diperparah dengan jarak antara SPPG dan sekolah yang terlalu jauh, sehingga distribusinya memakan waktu lebih dari 30 menit.
Ilustrasi bekal anak. (Pexels/Katerina Holmes)

Evaluasi dan Peningkatan Prosedur

Berangkat dari banyak kejadian yang muncul ini, masyarakat kemudian mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan evaluasi besar-besaran.

Hal ini dinilai masuk akal sebab pada dasarnya ketika MBG justru membawa dampak buruk bagi kesehatan siswa, niatan awal untuk meningkatkan asupan nutrisi tidak tercapai dan justru orang tua murid harus kerepotan dengan proses penyembuhan siswa.

Itu tadi sedikit penjelasan tentang isu ramai siswa keracunan, bagaimana cara kerja SPPG sediakan menu MBG di beberapa daerah di Indonesia. Semoga menjadi artikel yang berguna, dan selamat melanjutkan kegiatan Anda berikutnya!

Kontributor : I Made Rendika Ardian

Load More