Suara.com - Sebuah pengadilan Mesir, pada Selasa (4/3), memutuskan melarang semua aktivitas terkait Hamas di negara Arab dengan jumlah penduduk terbesar tersebut. Keputusan itu menandakan upaya Mesir untuk menekan kelompok yang memerintah di Gaza, Palestina, tetangga terdekat Mesir. Hamas dianggap mengancam keamanan Mesir.
Hamas diketahui punya hubungan dekat dengan Ikhwanul Muslimin, yang sudah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Mesir. Anggota Ikhwanul Muslimin sendiri telah menjadi target represi aparat Mesir sejak salah satu pemimpinnya, Muhammad Mursi, digulingkan dari kursi presiden pada Juli 2013.
"Pengadilan telah memerintahkan untuk melarang karya dan aktivitas Hamas di Mesir," kata sang hakim yang meminta namanya tidak disebut kepada Reuters.
Ketika Mursi - presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis - berkuasa, Hamas diberi karpet merah. Kebijakannya itu membuat marah kelompok kiri dan liberal di Mesir, yang khawatir kelompok Islam akan mengambil alih pemerintahan yang direbut dengan susah payah dalam serentetan demonstrasi prodemokrasi di 2011.
Pemerintahan Mesir yang kini didukung oleh militer kini menganggap Hamas membantu kelompok militan Mesir melancarkan serangan terhadap fasilitas-fasilitas dan aparat keamanan Mesir.
Keputusan pengadilan itu juga memerintahkan penutupan kantor-kantor Hamas di Mesir. Tetapi pengadilan itu tidak menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris karena tidak punya wewenang untuk melakukannya, demikian kata salah satu hakim yang terlibat putusan tersebut.
Perkara yang berujung kepada keputusan itu sendiri diajukan oleh sebuah kelompok pengacara Mesir. Kasus itu mereka ajukan ke pengadilan setelah Mursi diturunkan dari kursi presiden oleh militer.
Hamas sendiri mengecam keputusan tersebut dan menilai Mesir menghalangi perjuangan Palestina untuk bebas dari penindasan Israel.
"Keputusan itu merugikan citra Mesir dan perannya dalam perjuangan Palestina. Ini menunjukkan bentuk perlawanan atas perjuangan Palestina," kata Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas.
Berita Terkait
-
FIFA Cuek Bebek Soal Pride Match, Iran dan Mesir Bakal Boikot Piala Dunia 2026?
-
Barcelona Buru Tanda Tangan Pemain 17 Tahun, Punya Kemiripan dengan Lionel Messi
-
FIFA Buat Ulah Lagi! Iran dan Mesir Ngamuk Soal Pride Match Piala Dunia 2026
-
Arkeolog Kembali Temukan Kota Mesir Kuno Berusia 2.500 Tahun yang Hilang di Delta Nil
-
Perkuat Komunikasi Publik, Najib Hamas Minta ASN Pemkab Serang Aktif Bermedsos
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai