Suara.com - Dua warga dilaporkan tewas saat aparat kepolisian membubarkan secara paksa bentrok dua kelompok warga di Djayanti-Mayon, Timika, Papua, Selasa petang (11/3/2014).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Sulistyo Pudjo Hartono yang dihubungi dari Timika, Selasa malam mengatakan kedua korban tewas itu Joen Wandegau dan Ekpinus Togime.
Jenazah kedua korban hingga kini masih disemayamkan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk menjalani autopsi.
"Jenazah korban masih berada di rumah sakit untuk kepentingan autopsi," jelas Pudjo.
Ia mengaku belum mengetahui secara detail kronologi kematian kedua korban yang diduga akibat terkena serpihan peluru aparat saat membubarkan secara paksa dua kelompok yang terlibat bentrokan di Djayanti-Mayon Timika tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, bentrokan mematikan itu berawal ketika salah satu kelompok menggelar ritual adat pembakaran jenazah almarhum Kewen Jewame, yang tewas dalam bentrokan Selasa pagi.
Ritual itu berubah ricuh saat sejumlah orang yang terlibat dalam ritual mulai melepaskan anak panah ke arah kelompok massa lain yang berada di seberang jembatan. Beberapa orang di antaranya bahkan nekad menembus blokade aparat yang bersiaga dengan senjata lengkap di dekat jembatan yang memisahkan permukiman warga Suku Moni dan Dani.
Melihat itu, aparat menghalau kelompok warga Suku Moni menggunakan kendaraan water canon sembari menembakkan gas air mata ke arah massa kelompok Suku Moni.
Tidak terima dengan perlakuan itu, massa kemudian berbalik menyerang aparat dengan melepaskan anak panah. Salah seorang anggota Brimob Detasemen A Polda Papua dari Jayapura yang diperbantukan ke Timika untuk mengatasi bentrokan warga Djayanti dilaporkan terluka terkena anak panah yang dilepas massa Suku Moni.
"Akibat penyerangan dari warga Suku Moni itu, satu anggota kami bernama Briptu Eka Suprianto terkena panah di bagian leher. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis," jelas Pudjo.
Mendapat perlawanan sengit dari massa, aparat kemudian menghalau mereka dengan melakukan tindakan tegas.
Beberapa saat setelah itu, sejumlah ibu membawa kedua korban yang sudah tergeletak tak bernyawa ke jembaan dekat tenda aparat, kemudian mengevakuasi korban ke RSMM Timika.
Pada Selasa siang, aparat kepolisian menyisir lokasi permukiman warga Moni dan Dani di Djayanti-Mayon untuk mengambil senjata tradisional yang digunakan untuk saling menyerang.
Pudjo menegaskan, tindakan aparat kepolisian yang membubarkan secara paksa bentrok warga Moni dan Dani di Djayanti-Mayon, Timika itu sudah sesuai prosedur tetap kepolisian. Selama lebih kurang dua bulan, katanya, polisi sudah berupaya maksimal untuk mendamaikan dua kelompok yang terlibat konflik tersebut.
"Kami sama sekali tidak menghendaki adanya korban tewas dari kedua kelompok. Makanya kami terus mengupayakan agar kedua kelompok ini segera berdamai. Namun kenyataannya, mereka kembali lagi terlibat bentrokan hingga beberapa orang warga dari kedua kelompok meninggal dunia," jelas Pudjo. (Antara)
Berita Terkait
-
Quo Vadis Komite Otsus Papua?
-
Lukas Enembe Sudah Meninggal, KPK Ungkap Alasan Periksa Tukang Cukur Langganannya
-
KPK Kejar Pihak Lain dalam Kasus Korupsi Lukas Enembe, Sopir dan Tukang Cukur Turut Diperiksa
-
Gubernur Papua Turun Tangan Bantu Persipura Jayapura Cari Sponsor
-
Warga Ujung Negeri Tak Lagi Hidup dalam Gelap, Listrik Datang Bawa Harapan
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita
-
Mensos Gus Ipul Pastikan BLT Cair Utuh Rp300 Ribu, Tak Ada Potongan Sepeser Pun!
-
Borok KPU Terbongkar Lagi: Sengaja Tak Laporkan Penggunaan Jet Mewah ke DPR
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Skandal Haji 2024: KPK Bongkar Pembagian Kuota Ilegal, 300 PIHK Diperiksa!
-
Gebrakan Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren Langsung Tuai Pro Kontra
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
-
Soroti Vonis 11 Warga Adat Maba Sangaji, DPR: Cermin Gagalnya Perlindungan HAM dan Lingkungan
-
Komisaris Transjakarta Pilihannya Ikut Demo Trans7, Begini Respons Pramono