Suara.com - Satinah binti Jumadi Ahmad, tinggal punya waktu hidup 10 hari lagi sampai algojo Kerajaan Arab Saudi menjatuhkan pedang di lehernya.
Pasalnya TKI asal Ungaran, Kabupaten Semarang ini belum mendengar kabar baik kalau keluarga bekas majikannya menerima tawaran uang darah atau uang diyat sebesar empat juta riyal atau setara dengan Rp12 miliar yang sedang dinegosiasikan oleh Pemerintah Indonesia.
Satinah divonis hukuman mati dengan cara dipancung pada Agustus 2011 lalu karena terbukti membunuh majikannya Nura Al Gharib di wilayah Gaseem, Arab Saudi. Dia juga dituding mencuri uang lebih dari 37 ribu riyal.
Hukumannya sempat ditunda sebanyak 4 kali. Yakni pada agustus 2011, Desember 2012, Juni 2013, Februari 2014 dan waktu Satinah terakhir hanya pada 5 April 2014. Itu artinya Satinah tinggal punya waktu 10 hari lagi.
Keluarga bekas majikannya hingga kini belum mau menerima tawaran uang diyat dari pemerintah Indonesia dan tetap bertahan dengan nilai Rp21 miliar.
Ketua satgas Penanganan Kasus WNI/TKI di Luar Negri Mafthuh Basyuni saat konferensi pers hari ini, Senin (24/3/2014), mengungkapkan kalau pemerintah sudah mengirimkan surat kepada Raja Arab Saudi dengan hasil dua kali menurunkan uang diyat.
"Raja mendapatkan surat dari Presiden (RI), setelah mendapat surat. Setelah berunding dia bersedia memaafkan dengan diyat 15 juta riyal lalu turun menjadi 10 juta riyal. Turun lagi menjadi 7 juta riyal,” ungkap Mafthuh.
Tapi sayangnya upaya itu masih nihil. Kendati demikian pemerintah akan tetap berusaha sampai batas waktu yang terakhir 5 April nanti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban