Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional Umar S. Bakry menilai, koalisi yang digagas sejumlah partai berbasis Islam sulit terwujud. Pertemuan Cikini yang digelar Kamis (17/4/2014), dinilai hanyalah upaya untuk menaikkan posisi tawar partai-partai Islam.
"Pertemuan di Cikini (Kamis 17/4) sekedar untuk menaikkan posisi tawar partai Islam terhadap tiga partai besar yang mengajak mereka berkoalisi," ujar Umar S. Bakry, Jumat (18/4/2014).
Umar melihat ada tiga kendala yang membuat koalisi ini sulit terwujud. Pertama, tidak ada satupun dari lima partai Islam itu yang memiliki tokoh kuat dan kharismatis yang bisa diterima semua pihak untuk dinominasikan sebagai (bakal) calon presiden.
Kendala kedua adalah masih kuatnya politik aliran dan egoisme keyakinan yang merintangi terwujudnya persatuan di antara kelima partai tersebut. Selain itu kecenderungan pragmatisme dan orientasi kekuasaan lebih menonjol dari pada idealisme di kalangan partai-partai Islam.
Umar memperkirakan koalisi "Indonesia Raya" adalah koalisi partai Islam plus Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres dan cawapres berasal dari partai Islam. "Partai berbasis Islam memperoleh suara di Pemilu Legislatif 2014 sekitar 31 persen, minimal mereka mengharapkan posisi cawapres dan sepertiga kursi kabinet," ujarnya.
Seperti diketahui, Kamis sebelumnya sejumlah tokoh ormas dan parpol Islam bertemu di sebuah rumah di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Wakil PPP, PKB, PAN, PKS dan PBB hadir dalam pertemuan ini. Dalam kesempatan itu mantan Ketua MPR yang juga Ketua MPP PAN Amien Rais mengusulkan pembentukan Koalisi Indonesia Raya yang merupakan gabungan antara partai Islam dan nasionalis untuk menyelesaikan masalah bangsa.
"Koalisi poros tengah terlalu sempit karena itu saya mengusulkan istilah Koalisi Indonesia Raya. Hal itu karena gabungan partai Islam tidak akan mampu memikul masalah bangsa ini seorang diri, sehingga butuh partisipasi partai nasionalis," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!