Suara.com - Dengan alasan meningkatkan kemampuan melindungi kawasan lautnya, Filipina tampaknya berharap kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) bisa berada di sekitarnya saat dibutuhkan.
Sehubungan dengan itu, yang terkait juga dengan perkembangan sengketa Laut Cina Selatan (LCS), Filipina kini menawarkan AS membangun pangkalan laut di Pulau Palawan, kawasan barat daya negeri itu --tepat di utara Pulau Kalimantan. Seperti marak diberitakan, Cina khususnya yang memiliki klaim atas LCS, belakangan tampak mulai meningkatkan aktivitasnya di kawasan itu.
Sebagaimana diketahui pula, kawasan kaya sumber daya alam itu telah lama menjadi pokok sengketa beberapa negara. Selain Cina, Taiwan, Vietnam, Malaysia, serta Brunei dan Malaysia, juga punya klaim atas kawasan --atau minimal sebagian dari kawasan-- yang ramai dilintasi perdagangan bernilai 5 triliun dolar AS (Rp57.225 triliun) per tahun itu.
Bulan lalu, Filipina dan AS sendiri baru saja menandatangani apa yang disebut dengan EDCA (Enhanced Defence Cooperation Agreement). Ini adalah semacam perjanjian yang memberi AS akses lebih luas ke pangkalan-pangkalan militer Filipina, termasuk juga membangun fasilitas baru, baik untuk kepentingan bencana maupun militer.
"(Pangkalan) Oyster Bay masih belum selesai dibangun, tapi kami perlu mengembangkannya untuk keperluan militer kami," ungkap Kepala Staf Militer Filipina, Jenderal Emmanuel Bautista, dalam wawancara televisi, Rabu (14/5/2014) malam, seperti dikutip Reuters.
"Barangkali melalui EDCA, hal itu bisa difasilitasi dan pembangunan lebih lanjut di Oyster Bay bisa terwujud," tuturnya lagi, merujuk pada pangkalan yang ada di Pulau Palawan tersebut.
Bautista menyatakan, pihaknya berharap AS mampu membantu biaya pembangunan yang saat ini sudah dimulai Filipina. AS juga diharapkan bisa mengembangkannya menjadi sebuah pangkalan utama untuk kepentingan angkatan laut kedua negara.
Oyster Bay sendiri hanya berjarak sekitar 160 km dari Kepulauan Spratly, di mana Cina telah mengklaim kepemilikan setidaknya atas sebuah gugus karang bernama Johnson South Reef. Cina pun belakangan disebut sudah mulai melakukan pembangunan landasan udara di tempat itu. (Reuters)
Berita Terkait
- 
            
              15 Tahanan Kabur dari Polsek Samarinda Kota Akhirnya Tertangkap
 - 
            
              Gelandang 14 Tahun Asal Cirebon Curi Perhatian di Amerika Serikat, Tertarik Bela Timnas Indonesia
 - 
            
              Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
 - 
            
              Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
 - 
            
              BTS dan Kontroversi Wajib Militer Korea: Sistem Pengecualian yang Tak Adil
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!
 - 
            
              Tinjau Tanggul Baswedan yang Ambruk, Pramono Janji Buatkan Baru Dengan Tinggi 40 Meter
 - 
            
              Tiba di Stasiun Manggarai, Prabowo Jajal KRL Baru dari China dan Tinjau Kereta Khusus Petani
 - 
            
              Heboh Projo Gabung ke Gerindra, Hensa Curiga Settingan Jokowi Langgengkan 2 Periode Prabowo-Gibran
 - 
            
              Penipuan Digital Makin Marak, Pakar Siber Beberkan Ciri Pelaku dan Cara Aman Hindarinya
 - 
            
              BGN Tegaskan Pentingnya Ompreng Stainless Steel 304 Asli di Program MBG Setelah Kasus Pemalsuan
 - 
            
              Skandal Tiada Akhir: Abdul Wahid Tambah Daftar Panjang Gubernur Riau Tersandung Korupsi
 - 
            
              Benarkah Klaim Budi Arie Diajak Prabowo Gabung Gerindra? Ini Fakta Sebenarnya
 - 
            
              Pidato Puan Buka Masa Sidang: DPR Kawal Uang Rakyat Kembali untuk Rakyat
 - 
            
              Bungkam Kena OTT, Begini Gaya Santuy Gubernur Riau saat Digelandang ke Gedung KPK