Suara.com - Banyaknya pihak dan kelompok masyarakat, termasuk para psikolog, yang menilai kinerja polisi lamban dalam menuntaskan kasus pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS), coba ditepiskan oleh pihak kepolisian.
Menanggapi pandangan dan pernyataan miring berbagai kalangan tersebut, polisi mengatakan bahwa pihaknya sudah bekerja dengan cepat, bahkan berusaha lebih cepat lagi. Hanya saja disebutkan, yang menjadi kendala bagi pihak penyidik adalah ketidakberanian orang tua korban lainnya melaporkan kasus yang menimpa anaknya kepada polisi.
"Polisi harus bergerak cepat. Betul, tidak salah itu. Cuma kita tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, perlu kerja sama dengan orang tua, khususnya orang tua yang anaknya jadi korban," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/5/2014).
Rikwanto pun menyarankan agar keluarga korban tidak segan-segan mendatangi pihak penyidik guna melaporkan kejadian tersebut. Atau jika tidak, pihaknya menurutnya bisa datang ke tempat mereka. Ditegaskannya, masalahnya adalah bagaimana mungkin polisi melakukan sesuatu tanpa ada laporan.
"Jangan segan untuk melapor, menyampaikan. Jangan cerita ke mana-mana. Lapor kepada kita, atau kita yang datang. Dengan laporan tersebut, maka kita akan bertindak," tambahnya.
Diketahui, belakangan ini pengacara korban, OC Kaligis, kerap mengeluhkan kinerja polisi yang lamban. Lebih jauh, pakar Psikologi Forensik Polri, Reza Indragiri Amriel, menilai bahwa kelambanan kinerja polisi ini dapat menimbulkan stigmatisasi publik terhadap polisi.
"Tidak hanya skeptisisme, tetapi juga timbul stigmatisasi publik," kata Reza, ketika dibubungi Suara.com, Rabu (28/5) pagi.
Terkait banyaknya penilaian tersebut, polisi pun menyarankan kepada media agar meluruskan pemberitaan di mana seolah-olah sudah banyak korban yang diketahui oleh polisi namun tidak ditangani.
"Makanya, kami juga sarankan kepada media agar meluruskan isu-isu yang berkembang. Kami baru mengetahui satu korban, karena hanya itu yang melapor. Kalau korban yang banyak beredar, itu kita tidak terima laporannya," tegas Rikwanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim, Organisasi Sayap PDIP Singgung Pembungkaman Suara Kritis
-
Dipolisikan Buntut Ucapan Soeharto Pembunuh Rakyat, Ribka PDIP Tak Gentar: Dihadapi Saja
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026
-
Prabowo Terima Kunjungan Mantan PM Australia di Hotel Tempat Menginap, Ini yang Dibahas
-
Angka Perkawinan Anak Turun Jadi 5,9 Persen, KemenPPPA Waspadai Perubahan ke Nikah Siri
-
Jadi Lingkaran Setan Kekerasan, Kenapa Pelanggaran HAM di Indonesia Selalu Terulang?
-
Tindak Setegas-tegasnya! Geram Gubernur Pramono Soal 3 Karyawan Transjakarta Dilecehkan
-
Panas di Senayan: Usulan BPIP Jadi Kementerian Ditolak Keras PDIP, Apa Masalahnya?
-
Ahmad Luthfi Komitmen Berikan Pemberdayaan Kepada Perempuan
-
Ribka Dilaporkan ke Bareskrim soal Ucapan Soeharto Pembunuh, Pelapor Ada Hubungan dengan Cendana?