Suara.com - Pakar Psikologi Forensik Polri, Reza Indragiri Amriel menyarankan penyidik kepolisian Polda Metro Jaya serius menangani kasus sodomi lama di Jakarta International School (JIS) Pondok Indah atau mengalihkannya ke Mabes Polri.
Reza berpendapat kalau saat ini penyidikan hanya berkutat pada jumlah korban dan jumlah tersangka saja.
"Penting bagi polisi untuk bergerak masif. Naikkan dari level Polda ke Mabes agar bisa sinergi dengan Interpol. Selama ini hanya fokus pada pelaku sebagai individu," kata Reza Indragiri Amriel ketika dihubungi suara.com, Rabu (28/5/2014).
Menurutnya pihak polisi tidak menyelidiki hubungan yang terjadi antar pelaku dan hanya fokus pada individu saja. Padahal menurutnya, terdapat beberapa pola interaksi yang cenderung dilakukan oleh pelaku kekerasan seksual.
"Polisi hanya fokus pada individu pelaku dan tidak mencermati bahwa pelaku dalam kasus-kasus seperti ini punya dua pola kecenderungan interaksi," tambahnya.
Adapun pola kecenderungan interaksi pelaku-pelaku kejahatan seksual menurut Reza memiliki dua ciri.
Pertama, interaksi untuk saling curhat, mengingat tidak mudah untuk bercerita secara terbuka ke publik tentang masalah mereka. Itu pula sebabnya lebih dari separuh pelaku juga memakai narkoba guna mengurangi ketegangan mereka.
Kedua, Interaksi sesama mereka untuk bertukar informasi tentang korban yang akan dijadikan sasaran berikutnya.
Khusus kasus sodomi JIS terbaru, kepolisian sudah menetapkan enam tersangka dimana salah seroang tesangka bunuh diri saat dimintai keterangan.
Keenam tersangka pelaku diduga berkomplot memperkosa bocah korban, AK (6), murid TK JIS.
Sementara kasus sodomi lama di JIS diduga berkaitan dengan salah seorang predator anak buronan FBI, William James Vahey, yang mati bunuh diri di NIkaragua.
Vahey yang pernah mengaku menyodomi bocah sepanjang hidupnya itu pernah mengajar di JIS Pondok Indah selama 10 tahun pada periode 1992-2002.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
-
Sule Kena Tilang Saat Bawa Double Cabin, Dishub DKI: Sudah Sesuai Prosedur
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul