Suara.com - Raeni (21), anak pengayuh becak asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menjadi lulusan terbaik pada upacara wisuda periode kedua 2014 Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Uniknya, Raeni berangkat menuju ke tempat wisuda, Auditorium Unnes, Selasa (10/6/2014), menumpang becak yang dikayuh Mugiyono (55), ayahandanya.
Lulusan Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unnes itu tanpa rasa canggung, naik becak mulai dari tempat kosnya, sekitar kampus Unnes, menuju lokasi wisuda.
Usai wisuda, peraih beasiswa Bidik Misi itu kembali menumpang becak yang digenjot ayahnya, bahkan Rektor Unnes Prof. Fathur Rokhman pun ikut menumpang menuju rektorat.
Raeni mengaku bangga bisa menamatkan kuliah di Unnes dengan prestasi yang membanggakan dan menyandang predikat lulusan terbaik meski dirinya berasal dari kalangan keluarga yang tidak mampu.
"Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. 'Pengin'-nya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut.
Mugiyono, ayahanda Raeni, membenarkan kebulatan tekad dan semangat besar dari putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru yang memang menjadi cita-citanya sejak dulu.
"Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon," kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.
Dari uang pesangon yang didapatnya itu, kata dia, di antaranya digunakan untuk membeli laptop seharga Rp5,6 juta bagi Raeni karena menyadari perangkat itu sangat dibutuhkan untuk perkuliahan.
"Selepas pensiun dari perusahaan kayu lapis, saya 'mbecak'. Hasilnya, ya, tidak tentu, sehari Rp10 ribu. Namun, saya juga 'nyambi' jadi penjaga malam sekolah dengan bayaran Rp450 ribu/bulan," katanya.
Warga RT 01/RW 02, Langenharjo, Kendal itu, mengaku selama ini dirinya yang menjadi tulang punggung keluarga karena istrinya memang tidak bekerja, sementara kakak Raeni sudah menikah.
Untungnya, kata Mugiyono, Raeni mendapatkan beasiswa Bidik Misi sehingga keluarga tidak mengeluarkan banyak biaya, tinggal mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti indekos dan makan. (Antara)
Berita Terkait
-
Sherly Tjoanda Cerita Dulu IRT di Dapur, Kini Jadi Gubernur Malut
-
Lahan Jadi Sekolah: Petani Muda Kebumen Ini Ubah Pertanian Jadi Ajang Berbagi Ilmu
-
Warga Jaga Warga: Pesan Inspiratif Raden Dymasius Yusuf Sitepu di Tengah Gejolak Demo
-
Rahasia Perempuan Inspiratif: Tak Cuma Glow Up, Tapi Juga Grow Up
-
Kisah Inspiratif Pak Menlu: Bangkit dari Kegagalan, Kini Jadi Raja Beton Banyuwangi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu