Suara.com - Kapal yang membawa 97 warga negara Indonesia yang tenggelam di Selat Malaka, Selasa (17/6/2014) membawa penumpang tiga kali lebih banyak dari kapasitas kapal itu. Hal itu diungkapkan oleh otoritas transportasi Malaysia.
Hingga kini, sembilan jenazah penumpang sudah ditemukan. Kapal tersebut membawa imigran ilegal dari Malaysia yang akan kembali ke Indonesia. 62 penumpang berhasil diselamatkan dan 26 lainnya masih hilang.
Penumpang yang masih belum ditemukan itu kemungkinan berhasil mencapai daratan dan kabur untuk menghindari petugas keamanan. Kapal yang tenggelam itu panjangnya hanya 9 meter dan luas 2 meter.
“Kapal itu terlalu kecil untuk mengangkut 97 penumpang,” kata juru bicara Badan Maritim Malaysia, Mohamad Zuhri.
Kata dia, kapal dengan ukuran sekecil itu hanya bisa mengangkut 30 penumpang. Hari ini, para penyelam dterjunkan untuk mencari penumpang yang masih hilang. Selain itu, zona pencarian juga diperluas.
“Kami sudah menerjunkan tim penyelam dan 25 kapal serta sebuah helikopter untuk menyisir area guna mencari korban yang masih hilang,” kata Mohamad Hambali Yaakup, Koordinator Badan Maritim Malaysia.
Kapal itu tenggelam di dekat Port Klang. Hambali mengatakan, para penyelam akan mencari tahu penyebab tenggelamnya kapal itu dan mencari tanda untuk mengetahui pemilik kapal tersebut. Penumpang yang selamat terdiri dari 49 laki-laki, 12 perempuan dan satu orang anak-anak. Mereka masih ditahan di kantor kepolisian setempat dan belum berbicara kepada media. (AFP/CNA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana