Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai mengakui ada warga negara yang ikut melakukan jihad bersama kelompok militan di Irak dan Suriah.
Namun, BNPT belum mengetahui berapa banyak jumlah WNI yang menjadi anggota kelompok militan di negara Timur Tengah tersebut. Kata dia, sejumah orang yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 terkait aksi teroris sudah mengakui ada anggotanya yang sedang disiapkan untuk dikirim melakukan jihad di negara yang tengah mengadapi konflik tersebut.
“Dari yang ditangkap Densus 88 itu ada yang sudah membuat paspor. Kami tidak tahu ada berapa banyak yang sudah kesana. Karena, ada yang berangkat langsung dari Indonesia dan ada juga yang berangkat dari negara ketiga. Bukan hanya Indonesia, tetapi warga negara Malaysia juga ada yang melakukan jihad ke Irak dan Suriah. Bahkan, sudah ada yang menjadi korban dengan melakukan aksi bom bunuh diri,” kata Ansyad melalui sambungan telepon, Minggu (22/6/2014) kepada suara.com.
Ansyad menambahkan, BNPT tidak bisa mencegah orang-orang yang ingin melakukan jihad ke Irak dan Suriah. Karena, tidak ada aturan yang melarang.
“Selain itu, mereka yang berangkat ke Suriah atau Irak kan juga tidak menyebutkan tujuan mereka pergi ke dua negara tersebut untuk melakukan jihad. Itu yang membuat sulit mencegah kepergian mereka ini,” ujar Ansyad.
Dia mengakui, warga negara Indonesia yang ikut berjihad dengan kelompok militan di Irak dan Suriah berpotensi untuk melakukan aksi teror ketika kembali ke Indonesia. Karena itu, dia menilai, satu-satunya cara untuk menghentikan keberangkan WNI untuk berjihad di negara konflik adalah dengan menangkap orang-orang yang terkait dengan kelompok teroris di Indonesia.
Suriah masih dilanda konflik antara kelompok pemberontak dengan tentara pemerintah. Konflik yang sudah berlangsung sejak tahun lalu ini membuat nyaris sebagian besar warga Suriah mengungsi.
Sedangkan Irak kembali dilanda konflik setelah kelompok militan Suni melakukan kontak senjata dan merebut sejumlah kota. Mereka menolak pemerintahan Irak di bawah pimpinan Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang merupakan perwakilan dari kelompok Syiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta