Suara.com - Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia sebaiknya tidak ikut campur dalam masalah sengketa wilayah di kawasan Laut Cina Selatan yang melibatkan empat negara anggota ASEAN. Menurut Jokowi, jika tidak bisa memberikan solusi, tidak ada manfaatnya ikut terjun.
"Ini adalah urusan negara lain dengan negara yang lain, tetapi kalau kita bisa masuk dan berperan tentu akan baik. Tapi harus diamati, apakah jika kita masuk konflik, justru membuat kita berhubungan tidak baik dengan Tiongkok (Cina) atau kita memberikan jalan keluar bagi konflik tersebut," tegas Jokowi.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi ketika ditanya apakah memiliki rencana untuk terlibat dalam perebutan wilayah di Laut Cina Selatan dalam debat capres hari Minggu (22/6/2014) malam.
Menanggapi jawaban tersebut, Prabowo seakan belum puas. Capres nomor urut 1 itu mendesak Jokowi untuk mengungkapkan pandangannya lagi soal masalah tersebut. Pasalnya, menurut Prabowo, ada empat sesama anggota negara ASEAN yang terlibat sengketa dengan Cina.
"Masalahnya Pak Joko Widodo, bagaimana kita sebagai, katakanlah negara terbesar di ASEAN, apakah kita abstain sama sekali? atau kita membela empat kawan-kawan kita yang terlibat dalam masalah Laut Cina Selatan," desak Prabowo.
Menanggapi desakan tersebut, Jokowi kembali menekankan pandangannya. Menurut Jokowi, jika ingin terlibat dalam masalah tersebut, Indonesia harus memiliki jalan keluar yang tepat, dan mencegah konflik meluas.
"Tadi sudah saya sampaikan, kita masuk kalo kita berperan dan menguntungkan bagi kawan kita di ASEAN. Tapi jika tidak punya jalan keluar yang benar, jika proses diplomasi tidak membawa manfaat, untuk apa? Memang, kita tidak punya kepentingan di area yang ada, tapi jika kita masuk, harus bisa memberikan solusi, dan mencegah konflik meluas," pungkas Jokowi.
Debat calon presiden (capres) ini digelar di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, hari Minggu (22/6/2014). Debat bertema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional itu dipandu oleh akademisi dari Universitas Indonesia, Profesor Hikmahanto Juwana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India