Suara.com - Jaringan Gusdurian Jawa Tengah mengecam politisasi terhadap almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada masa kampanye Pemilu Presiden 2014 oleh salah satu pasangan calon presiden.
"Saat ini di beberapa daerah banyak upaya mempolitisir Gus Dur dan Jaringan Gusdurian dengan memasang baliho atau spanduk bergambar Gus Dur serta pencantuman dan penggunaan nama atau logo Gusdurian untuk mendukung pasangan capres tertentu," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Jateng Badiul Hadi melalui telepon di Semarang, Rabu (2/7/2014).
Ia menjelaskan bahwa Jaringan Gusdurian merupakan komunitas penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur yang tersebar di lebih dari 100 daerah dan di bawah koordinasi putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Abdurrahman Wahid (Alissa Wahid).
"Jaringan Gusdurian Jateng bergerak di ranah kultural, melakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia, dan pendampingan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, sikap Jaringan Gusdurian Jateng atas politisasi Gus Dur adalah menolak tegas hal tersebut apapun alasannya.
"Politisasi Gus Dur mencederai kerja jangka panjang dari Jaringan Gusdurian Jateng yang kami rintis selama empat tahun di berbagai kota dalam pendampingan masyarakat terkait dengan isu-isu Islam, pesantren, multikulturalisme, dan demokrasi," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa Jaringan Gusdurian Jateng memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk memilih salah satu pasangan capres sebagai hak aspirasi pribadi.
"Yang kami larang adalah membawa atau mengatasnamakan Jaringan Gusdurian Jateng atau komunitas lokal lainnya untuk mendukung salah satu pasangan capres," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, Jaringan Gusdurian Jateng meminta kepada semua pihak tidak memasang baliho, spanduk, dan poster bergambar Gus Dur atau logo Jaringan Gusdurian untuk mendukung pasangan capres. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis