Suara.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mengritisi gaya kampanye calon presiden Joko Widodo selama Pemilu Presiden 2014.
Menurut Siti, banyak langkah Jokowi yang seharusnya tidak perlu malah dilakukan atau sebaliknya, yang seharusnya dilakukan malah tidak dilakukan. Hal ini, kata Siti, yang membuat pemilih mengambang (swing voters) berpikir ulang memilih capres nomor urut dua.
Siti juga mencatat tingkah polah tim Jokowi-JK mulai sombong dan jumawa.
Siti mengatakan memang ketika baru dideklarasikan, Jokowi unggul dari seluruh bakal calon presiden yang ada pada waktu itu. Namun, kata Siti, makin lama elektabilitas Jokowi disusul oleh capres nomor urut satu, Prabowo Subianto.
"Jangan sampai ngomong 'Pak Jokowi dengan sendal jepit pun akan menang', jangan seperti itu," kata Siti usai diskusi di Posko Pemenangan JKW4P, Menteng, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Siti menyarankan agar jangan membuat pernyataan yang tidak perlu atau salah ucap, apalagi sampai menyinggung orang lain.
"Jadi menurut saya, kalau mau mengambil hati, ya diambil dengan cara bagaimana tidak membuat mereka tersinggung," katanya.
"Dan saya kaget waktu beliau ngomong, 'jangan pikir saya nggak tegas,' itu nggak perlu karena itu pointless, dan bukan suatu argumen yang bisa meningkatkan elektabiltas," kata akademisi Universitas Indonesia (UI) ini.
"Orang Jawa itu biasa nggak perlu ditegaskan. Kaya saya misalnya, 'intelektual', nggak perlu dijelaskan lagi (intelektual-nya). Yang ada orang malah eneg," Siti menambahkan.
Kemudian Siti menyarankan agar gaya Jokowi tidak perlu diubah. Misalnya, blusukan, yang sudah menjadi trademark Jokowi. Gaya itu, kata Siti, masih efektif untuk menggalang dukungan.
"Treadmark yang sudah ada tidak luntur. Jadilah Pak Jokowi diri sendiri, nggak perlu di-recovery," kata dia.
Siti juga menyinggung kampanye Jokowi lebih banyak digunakan untuk klarifikasi berbagai isu yang menyerangnya.
"Jangan konpers yang menjelaskan lagi, menjelaskan lagi. Habis di situ. Jadi ada hal yang tidak perlu dijelaskan, diperjelas. What I'm going to do, dari pada what I've been doing. Black campaign kan ada lembaga klarifikasi, tidak perlu dia (Jokowi yang menjelaskan)," kata Siti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Gegara Rokok, Bripda TT Tega Aniaya 2 Siswa SPN Hingga Viral, Kapolda NTT Tak Tinggal Diam
-
Fakta-fakta Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam di Kasus Ijazah Jokowi, Berakhir Tak Ditahan
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?
-
Fandom Travel Jadi Sorotan di TOURISE 2025: Konten Hiburan yang Mendorong Kunjungan Wisata
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis
-
Sosok Raja Yordania Abdullah II: Keturunan Nabi, Pilot Andal, dan Sahabat Karib Presiden Prabowo
-
Pemerintah Genjot Kualitas Calon Pekerja Migran: Bahasa hingga Sertifikasi Jadi Fokus Utama!